Wednesday, March 17, 2021
Hanya saja, apakah kalian memahami kami ? Sebuah puisi yang menggemparkan komunitas Tionghoa
Tuesday, November 17, 2020
Habib Idrus Sakit-Sakitan Saat Doakan Megawati dan Jokowi Berumur Pendek
Lonte ato persamaan kata dengan pelacur adalah kata yg sangat kasar diucapkan
Monday, October 26, 2020
Sebuah Renungan Politik Yang Sangat Perlu Dibaca Dan Direnungkan Dalam2 Oleh Pembaca.
Wednesday, October 21, 2020
Teman Saya Bilang Sediiiiiiih Baca Tulisan ini...Silakan Anda Baca juga.
Tuesday, October 20, 2020
Nyaris Bakar NKRI
Jahat sekali. Manusia bernama Khairi Amri dan tujuh orang lain, meski berbeda group WhatsApp, tampak dalam satu alur: KAMI. Tujuannya adalah mendorong terjadinya chaos. Bahkan yang dituju seperti 1998.
“Ngeri,” kata Brigjen Pol. Awy Setiyono, Karo Penmas Humas Polri di Jakarta Selasa (13/10/2020).
Trauma Indonesia, kerusuhan yang membunuh, memerkosa, membakar, ratusan bahkan ribuan orang, akan disulut. Itu ada dalam percakapan WhatsApp yang berisi sekitar 40 orang. Khairi Amri ini Admin WA Group.
Di Mabes Polri Khairi Amri menyatakan tidak tahu. Tidak paham. Khas omongan pesakitan. Bohong besar. Padahal dalam video yang beredar, Khairi Amri muncul dengan elegan. Gagah. Trengginas. Top. Di tengah demo yang dicitakan chaos.
Bareskrim Polri pun secara cerdas melakukan profiling. Jumhur Hidayat, Anton dan lain-lain pun diciduk. Kelompok yang sangat membahayakan bangsa dan negara. Kesigapan mabes Polri patut diacungi jempol. Preventive strikes dan pre-emptive measures dipraktikkan secara cerdas.
Kelompok Khairi Amri, Jumhur, dkk. sangat terusik oleh kehadiran UU Cipta Kerja. Omnibus Law. UU yang fenomenal berpotensi menghancurkan hegomoni penguasaan SDA oleh 25 orang terkaya di Indonesia.
Sekaligus UU ini memberi peluang kepada rakyat untuk berusaha. UMKM bergerak. Menjadi bangsa yang bermartabat. Kapitalisme dan komunalisme koperasi menjadi soko guru ekomoni bangsa hendak diberlakukan oleh Jokowi. Ini tidak dikehendaki oleh partai paling korup Demokrat dan partai agama PKS.
Tentu kelompok PKS meradang. Karena di situ persamaan ideologi yang diusung PKS dan KAMI bersinggungan. Ikhwanul muslimin dan Wahabi. Kaum radikal yang telanjur masuk ke sistem kenegaraan. Hidayat Nur Wahid dengan entengnnya meminta 8 orang KAMI dilepaskan. Kayak burung saja dilepaskan.
Isu SARA yang dipercakapkan oleh Khairi Amri dan kawan-kawan, menjadi pelajaran. Bahwa kebencian akut terhadap revolusi Jokowi tak terelakkan: membangun infrastrutur dan membangun landasan hukum.
Karena dengan UU Cipta Kerja, hutan seluas setengah Pulau Jawa, yang dikuasai oleh 25 orang di Sumatera, Kalimantan, Papua, kalau tidak diusahakan akan diambil oleh UMKM, rakyat. Juga konsesi kawasan tambang yang mereka kuasai akan terdistribusi ke masyarakat, karena legalitas usaha apapun menjadi sangat sederhana. Jelas Khairi Amri yang berideologi kapitalisme, justru ingin melanggengkan kekuasaan dengan isu rancangan kerusuhan seperti 1998.
Belum lagi dengan UU Jokowi ini, redistribusi tanah, lahan, hutan, setelah sertifikasi bidang tanah, yang secara tak langsung membuka fakta: hutan dan lahan dikuasai oleh cukong. Jokowi pun berniat membagikan tanah untuk kepentingan rakyat. Konglomerat dan pengusaha hitam marah besar.
Pemutarbalikan fakta, yang dimulai dari hoax, kegagalan melakukan sosialisasi, atau cipta kondisi sebelum pengesahan UU, membuat manusia gemblung seperti Khairi Amri mengambil kesempatan. Juga kompor seperti SBY, Agus dan Demokrat. PKS. Gerombolan KAMI. Klop.
Gerombolan politikus gelandangan, khilafah, koruptor, PD, PKS, dan rakyat yang tak paham menolak UU Omnibus Law. Sebenarnya mereka bisa menggunakan kesempatan maju ke Mahkamah Konstitusi, melakukan uji materi, alias judicial review.
Tak pelak orang waras seperti Prof. Dr. Indriyanto Seno Adji dari Universitas Indonesia mengeluarkan suaranya.
“Demo anarkis mencederai sistem demokrasi dan melanggar hukum, karena UU Cipta Kerja telah melalui due process of law, proses pengesahan undang-undang sesuai sistem demokrasi,” kata Indriyanto di Jakarta (13/10/2020).
Karenanya, dia memberikan apresiasi yang tinggi kepada Polri yang telah menindak tegas para perusuh. Mereka harus ditindak secara hukum. Polri harus mengamankan keputusan demokratis. Untuk memberikan rasa aman kehadiran negara.
“Perlu tindakan tegas, keras, terukur Polri terhadap demo anarkis,” tegas Prof Indriyanto.
Ditambahkan, negara perlu hadir secara tegas melawan pola demo anarkis, vandalistis, apalagi menyulut kerusuhan. Maka langkah Polri mencokok 8 petinggi gerombolan politikus gelandangan adalah langkah tepat yang publik harus memberikan apresiasi. Hukum harus ditegakkan. Polri tak perlu ragu. Rakyat di belakang dan depan Polri. (Penulis: Ninoy N Karundeng).
Monday, October 19, 2020
Sebenarnya hidup ini indah. Hidup ini juga sederhana
Banyak 'public figure', orang bergelar S2-S3 ketika membuat analisa dan pernyataan malah ngawur
Monday, January 27, 2020
SORGA BUKAN CERITA
-Tulisan bagus dari seorang asing yang memandang Indonesia dari luar-
[https://politikandalan.blogspot.com/2020/01/sorga-bukan-cerita.html]
Musim dingin, ketika salju turun, di Eropa atau Amerika Utara, suhu bisa mencapai *-minus 40 derajat celsius-. Artinya, kulkasmu masih lebih hangat.
Itulah saat semua tetumbuhan "mati " kecuali pohon cemara. Itulah saatnya darahmu bisa berhenti menjadi es ketika kamu keluar rumah tanpa pakaian khusus.
Musim salju adalah ketika manusia bertahan hidup dan beraktivitas yang mungkin, tanpa bisa berjalan jika tak ada bantuan peralatan dan teknologi.
Tanpa itu, mati kedinginan. Dan ada satu periode dimana salju berbentuk badai. Badai salju. Terbayang apa yg bisa dilakukan selain bertahan hidup diruangan berpemanas.
Padang pasir. Begitu keringnya sampai2 manusia yang berdiam disana membayangkan sungai2 yang mengalir sebagai surga.
Hanya ada beberapa jenis pohon yang bisa hidup dalam suhu bisa di atas 40 derajat celcius. Keringatmu bisa langsung menguap bersama cairan tubuhmu. Dan keberadaan air adalah persolan hidup mati. Sungguh bukan minyak.
Saya sungguh tidak mengerti ketika ada orang yg masih belum percaya bahwa Indonesia itu serpihan sorga.
Cobalah kamu bercelana pendek, pakai kaos dan sandal jepit jalan jalan di Kanada ketika musim dingin. Atau jalan jalan dipadang pasir. Dijamin mati.
Disini, dinegaramu, kapan saja, mau siang mau malam kamu bisa jalan2 kaosan tanpa alas kaki. Mau hujan mau panas, Selamat.
Di Eropa, Amerika paling banter kamu akan ketemu buah2an yg sering kamu pamer2in. Apel🍎, anggur🍇, sunkist🍊, pear🍐, dan semacamnya.
Di Timur tengah paling kamu ketemu kurma, kismis, kacang arab, buah zaitun, buah tin.
Di Indonesia, kamu tak akan sanggup menyebut semua jenis buah dan sayuran, umbi2an, kacang2an, bunga2, rempah2, saking banyaknya.
Di Amerika, Eropa, kamu akan ketemu makanan lagi2, sandwich, hot dog, hamburger. Itu2 saja yang divariasi. Paling banter steak, es krim, keju.
Di Timur tengah?. Roti. Daging dan daging dan daging lagi.
Di Indonesia?. Dari Sabang sampai Merauke, mungkin ada ratusan ribu varian makanan. Ada puluhan jenis soto, varian sambal, olahan daging, ikan dan ayam tak terhitung macamnya.
Setiap wilayah ada jenisnya. Kue basah kue kering ada ribuan jenis. Varian bakso saja sudah sedemikian banyak. Belum lagi singkong, ketan, gula, kelapa bisa menjadi puluhan jenis nama makanan.
Dan tepian jalan dari Sabang sampai Merauke adalah garis penjual makanan terpanjang didunia. Saya tdk berhasil menghitung penjual makanan bahkan hanya dari Kemayoran ke Cempaka Putih.
Di Indonesia, kamu bebas mendengar pengajian, shalawatan, lonceng gereja, dang dut koplo, konser rock, jazz, gamelan dan ecrek2 orang ngamen.
Di Eropa, Amerika, Timur Tengah, belum tentu kamu bisa menikmati kecuali pakai head set.
Saya ingin menulis Betapa Surganya Indonesia dari segala sisi. Hasil buminya, cuacanya, orang2nya yang cerdas2, kreatif dan bersahabat, budayanya, toleransinya, guyonannya.
Keindahan tempat2 wisatanya dan seterusnya. Saya tidak mungkin mampu menulis itu semua meskipun jika air laut menjadi tintanya.
Saking tak terhingganya kenikmatan anugerah Allah pada bangsa Indonesia.
Indonesia ini negara kesayangan Tuhan.
Jika kamu tidak bisa mensyukuri itu semua?. Jiwamu sudah mati.
-Pesan-
Jangan biarkn sorga ini hancur karena nafsu berkuasa
Janganlah kehangatan persaudaraan yang dicontohkan oleh embah, kakek, opung kita dihancurkan hanya karena perbedaan dan kita merasa paling benar/pintar!!
Tuhan hanya ingin kamu bersyukur agar sorga ini tidak jadi neraka. Bahkan andai kamu sering bersyukur maka berkat2 itu akan ditambahkn.
Bersyukur itu diantaranya, tidak merusak apa2 yg sudah baik. Baik alam lingkungan, sistem nilai, budaya asli, kebersihan dll.
Jika kita merusak alam,
Alam akan berproses membuat keseimbangan/keadilan
Politik, berjangka pendek jangan sampai merubah sorga ini jadi neraka. -Jangan berkelahi-
Pandai2lah menahan diri seperti orang berpuasa. Jangan jadi pengikut orang2 yang haus kekuasaan dan ketamakan luar biasa.
MARI JAGA NKRI DEMI ANAK DAN CUCU...
[https://politikandalan.blogspot.com/2020/01/sorga-bukan-cerita.html]
Friday, November 22, 2019
Ini kata-kata Nazaruddin Umar, Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta
Islam melarang pelacuran. Hukumnya sangat pasti dan tegas. Ketika Ahok menutup komplek pelacuran terbesar di Kalijodo, adakah aksi atas nama Islam untuk mendukungnya?
Islam melarang Narkoba. Ketika Ahok menutup diskotik Stadium dan Milles yang menjadi sarang peredaran narkoba, adakah aksi atas nama Islam yang mendukungnya?
Islam melarang korupsi. Ketika Ahok bergelut kekeuh tidak mau toleran dengan bancakan proyek-proyek APBD yang biasanya dilakukan oknum-oknum serakah, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?https://politikandalan.blogspot.com
Islam mewajibkan orang melaksanakan amanah. Ketika Ahok secara ketat memerintahkan semua pegawai Pemda DKI untuk bekerja melayani rakyat, sebab gaji mereka selama ini dibayar oleh duit rakyat, adakah aksi atas nama Islam yang mendukungnya?
Islam memerintahkan membangun rumah ibadah. Ketika Ahok membangun mesjid di Balaikota dan Mesjid Raya Jakarta di Daan Mogot, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?
Islam mengajarkan kebersihan. Ketika Ahok mengeruk kali-kali dan membersihkan sampah agar Jakarta terhindar dari banjir, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?
Islam mengajarkan seorang yang diamanahkan memegang jabatan untuk memperhatikan semua warganya. Ketika Ahok setiap pagi meluangkan waktu menyelesaikan masalah semua orang yang datang ke Balai Kota, dengan menggunakan dana operasional Gubernur, adakah aksi bela Islam yang mendukungnya?
https://politikandalan.blogspot.com/2019/11/ini-kata-kata-nazaruddin-umar-imam.html
Monday, October 21, 2019
Ucapan Gus Mus Ini keren banget :
Kepada yang terhormat dan saya hormati: Bapak Joko Widodo dan Bapak Ma'ruf Amin.
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pertama-tama, perkenankanlah saya ikut menyampaikan Selamat atas pelantikan Bapak berdua sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. 2019-2024.⚘ Semoga selamat melaksanakan amanat dan tanggung jawab menyejahterakan rakyat --baik yang mendukung Bapak berdua atau tidak. 🙏
Secara lahiriah rakyat yang memilih, tapi secara hakikat Allahlah yang memilih dan menjadikan Bapak berdua menjadi Presiden dan Wakil Presiden negeri tercinta ini. Maka tanggungjawab Bapak berdua sungguh berat namun mulia: tanggung jawab terhadap Allah dan rakyat. Pimpinlah kami rakyat Indonesia dengan cinta dan belas kasih seraya senantiasa mengingat dan memohon pertolongan Allah. Tantangan seberat apa pun, akan terasa ringan bersama Allah dan pertolonganNya.
Dalam memilih pembantu, pilihlah pembantu yang membantu, bukan yang mengganggu kerja. Pilihlah mereka yang mempunyai komitmen keindonesiaan dan bisa dan mau bekerja tulus untuk Indonesia dan rakyat Indonesia. Jangan memilih mereka yang menawarkan diri membantu Bapak berdua kecuali mereka yang memang memahami hajat hidup rakyat Indonesia dan mempunyai kemampuan bekerja menjalankan tugas mereka.
Dengan memohon maaf sebesar-besarnya atas kelancangan saya ini, saya ikut mendoakan semoga Allah selalu menolong Bapak berdua dalam berkhidmah kepada Bangsa dan Negara. WaffaqakumuLläh ilã mã fiihi khairu ummah.
Salam takzim saya.
a. mustofa bisri
🇮🇩
Mohon kepada saudara-saudariku yang punya akses kepada Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin, sudi menyampaikan surat singkatku ini. Terima kasih.
Pangkat Kopral Rezeki Lebih Dari Jenderal
Copas dr WAG Pawon Semar...
.
.
Pangkat Kopral Rezeki Lebih Dari Jenderal
Brigjen TNI (Purn) Mazni Harun berdiri dalam posisi sikap sempurna di atas panggung, sambil memberi hormat. Di bawah panggung Kopral Kepala (Kopka) TNI (Purn) Haryanto, membalasnya memberi hormat.
Adegan "janggal" itu berlangsung di garasi Perusahaan Otobus (PO) Haryanto di pinggiran Kota Kudus, Rabu sore (7/8).
Seorang jenderal memberi hormat seorang kopral----kendati sudah sama-sama pensiun----di luar sebuah kelaziman tradisi militer.
Mazni mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI mengaku pantas memberikan penghormatan itu. “Haryanto ini orang yang luar biasa,” ujarnya.
Dia sangat terharu dan bangga bisa mengajak sejumlah purnawirawan bersilaturahmi dengan Haryanto. Salah satunya Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoeddin yang pernah menjadi atasan Haryanto di Kodam Jaya.
Kopral Haryanto pemilik PO Haryanto adalah mantan anak buah Mazni saat dia menjadi Komandan Batalyon Arhanud 1/1 Kostrad di Serpong Tangerang (1990-1993).
Bukan karena Haryanto kini telah menjadi orang sukses, harta kekayaannya melebihi para jenderal. Namun perjuangan dan sikap hidupnya, memang pantas mendapat penghormatan. Bukan hanya dari Mazni.
Sejumlah pensiunan perwira tinggi yang hadir di tempat itu juga menyatakan salut dan respeknya terhadap Haryanto. “Jarang orang kaya yang sangat dermawan dan pemurah seperti pak Haryanto, “ ujar mantan KSAU Marsekal TNI (Purn) Imam Sufaat.
Cerita tentang Haryanto adalah perpaduan antara kegigihan, keuletan, dan keteladanan.
Dalam bahasa anak-anak milenial sekarang, Haji Haryanto adalah pengusaha startup yang sukses dan tumbuh besar. Dia juga seorang philantropis, dermawan.
Lahir sebagai anak ke-6 dari 9 orang bersaudara, Haryanto anak seorang petani miskin. Ketiadaan biaya membuatnya gagal meneruskan studinya di STM.
Bermodal ijazah Sekolah Teknik (ST), setingkat SLTP, dia kemudian melamar menjadi prajurit ABRI. Dia beruntung diterima menjadi anggota ABRI dengan pangkat paling rendah, Prajurit Dua.
Tugasnya menjadi sopri truk mengangkut alat-alat berat, meriam, dan logistik untuk pasukan.
Semangatnya membara untuk mengubah nasib membuat Haryanto mencari penghasilan tambahan selepas dinas. “Saya menjadi sopir omprengan dengan trayek Serpong ke Kota Tangerang,” ujarnya.
Dari hasil menabung, dia kemudian bisa membeli angkot. Jumlah angkotnya terus bertambah, sampai mencapai 50. Pangkatnya prajurit, tapi sudah jadi juragan angkot.
“ Saya ingat pada tahun 90-an itu Haryanto menyunatkan anaknya dengan mengundang dalang Ki Mantep Sudarsono. Acara digelar di alun-alun Tangerang. Bayarannya kalau gak salah waktu itu sudah Rp 50 juta,” ujar Mazni.
Dari Batalyon Arhanud I, Haryanto dimutasi ke Kodam Jaya. Pangdam Jaya saat itu Mayjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin teman satu angkatan Mazni Harun (Akabri 1974).
Karena bisnisnya terus membesar, Haryanto akhirnya memutuskan pensiun dini. Dia pensiun pada tahun 2002 pada usia 43 tahun.
Dengan modal kucuran dari BRI sebesar Rp 3 miliar, Haryanto membeli 6 armada bus. Usahanya hampir bangkrut ketika krisis ekonomi melanda tahun 2007-2008.
Dia terlilit utang ke BRI sebesar Rp 27 miliar. Namun setelah dijadwal ulang pembayarannya, dia mendapat keringanan selama 5 tahun. Dengan bantuan Bank tersebut, dalam waktu 3 tahun utang itu berhasil dilunasi.
Usahanya terus tumbuh. Kini dia memiliki 250 armada bus. Terdiri dari bus pariwisata dan bus angkutan kota antar provinsi (AKAP).
(Sangat memuliakan anak yatim dan ibunda)
Cerita tentang Haryanto tidak hanya berhenti pada keberhasilannya menjadi juragan perusahaan bus, sejumlah restoran, dan pom bensin. Apa yang dilakukannya dengan kekayaan itu justru jauh lebih menarik.
Dia menggunakan kekayaannya untuk membantu orang lain dan menebar kebaikan.
Dia menampung sejumlah temannya, termasuk para pensiunan tentara, bekerja di perusahaannya. Seorang karyawannya ada yang pensiunan perwira menengah berpangkat Letnan Kolonel.
Haryanto saat ini mengurus dan menyantuni 4.000 anak yatim. Dia juga membiayai para hafidz penghafal Al Qur'an di beberapa pesantren.
Setiap tahun dia memberangkatkan puluhan orang, termasuk para karyawannya umroh dan haji. Haryanto juga banyak membangun masjid.
Secara personal Haryanto dikenal sebagai pribadi sederhana dan soleh. Dia selalu mengajak karyawannya untuk salat berjamaah lima waktu.
Sebuah spanduk di garasi armada busnya bertuliskan sebuah pesan :
Apabila Hidupmu Susah. Tengoklah Sudah Benarkah Sholat Berjamaahmu?
Selain salat berjamaah tepat waktu, dan puasa sunnah, Haryanto punya satu amalan lagi yang menjadi satu kunci keberhasilannya. Dia sangat memuliakan Ibunya.
Dia sering terlihat mengendong ibunya, kendati dalam usia 90 tahun masih sangat sehat.
Keuletan, kedermawanan, dan sikapnya yang memuliakan anak yatim dan ibunda menjadi kunci sukses Haryanto.
Dia pantas mendapat penghormatan bukan hanya dari para purnawirawan petinggi militer, mantan atasannya, namun juga dari kita semua.
----------- 🇮🇩 ------------
Malam minggu penuh berkah, 5 Oktober 2019
Dirgahayu TNI ke 74.
TNI garda terdepan NKRI
.
Tksh...
Sunday, September 29, 2019
SURAT DARI MEDSOS
Mohon di berikan pencerahan kpd keluarga sanak saudara sebangsa setanah air Indonesia...🇮🇩🇮🇩
SURAT DARI MEDSOS : Banyak yang menyalahkan aparat yang melakukan tindakan pemukulan.. sebenarnya simpel, kita tarik garis lurus Tidak ada asap kalau tidak ada api .
Dan adanya pasukan Sabhara dan Brimob Polri disana bukan sbg pendukung atau pro ke DPR / MPR, Tapi menjalankan tupoksi nya sbg PHH ( Pasukan Huru Hara ) .
Kenapa brimob sampai ada pemukulan ?
Kau lempari polisi dgn batu, polisi diam, kau lempari bom molotov, polisi diam, kau ludahi aparat, Polri hanya berlindung di balik tameng. Ketika Polri maju pukul mundur kalian dgn gas air mata & water canon, kalian bilang polri anarkis.
Siapa yang anarkis ?
Kembali ke awal kalimat saya Tidak ada asap kalau tidak ada api .
Polri jaga dan stand by dari kalian belum datang sampai kalian betul2 bubar.
Tidak makan,
tidak mengabarkan keluarga dirumah,
tidak ibadah demi jaga keamanan kalian dan gedung dpr,
tidak duduk spt kalian yg bergantian maju mundur.
Bayangkan di balik tameng itu BAPAK MU, SAUDARA MU, ATAU BAHKAN ORANG YANG KAU SAYANGI KAU LEMPARI BATU !
Polri punya keluarga sama spt kalian dirumah. Penyampaian pendapat telah di atur dlm UU berikut peraturan2 nya. Contoh :
1. Tidak melakukan tindakan anarkis
2. Tidak merusak fasilitas umum
3. Tidak membakar ban
4. Membubarkan diri sesuai dengan ketentuan yang sudah tertera dlm IJIN PENYAMPAIAN PENDAPAT Sudah kalian jalankan belum 4 point di atas ?
Semua di langgar, ketika polri bertindak kau bilang Polri anarkis ?
Kami manusia !
Punya nurani dan otak bahkan keluarga sama spt kalian.
Polri ada di tengah2 pendemo bukan sbg musuh, tp sbg penengah antara DPR dan Mahasiswa agar tdk ada kress bahkan jangan sampai masuk ke gedung Dpr spt kejadian ‘98. Apa salah POLRI kalian kambing hitamkan ? Polri kalian salahkan bertindak anarkis dll. Pd hal pemicu & yg anarkhis adalah massa pendemo yg tdk punya nurani.....????
KALAU KALIAN DEMO DENGAN AMAN, IKUTI ATURAN UU PENYAMPAIAN PENDAPAT, POLRI TDK AKAN BERTINDAK TEGAS .
Masih ingat Polri jadi korban pembakaran oleh mahasiswa kemarin ?
Mana keadilan utk anggota Polri ?
Di papua Brimob terkena busur panah, mana ada keadilan ?
Di JKT mobil Water Canon, Raimas kalian rusak. Salah apa ?
Polri bukan musuh kalian adik2, ada nya Polri justru menjaga situasi agar tdk memanas, budayakan tertib dlm segala hal di mulai dari diri sendiri,
Dgn niat yg baik......🙏🙏🙏🙏🙏
Tlg Viralkan agar masyarakat paham akan tugas Polri.
Friday, September 20, 2019
Apakah perlu mahasiswa Papua pulang ke Papua ?
Oleh Methodius Kossay
Memang benar bahwa saat ini terjadi eksodus mahasiswa Papua yang sedang kuliah di luar Papua untuk kembali ke Papua. Ketika penulis mengunjungi beberapa peguyuban asrama/kontrakan mahasiswa asal Papua di setiap kabuaten/kota di wilayah Jakarta dan sekitarnya, hampir 75 persen mahasiswa sudah pulang ke Papua. Hanya beberapa mahasiswa yang masih tinggal menyelesaikan tugas akhir sambil menunggu tiket dari orang tua atau Pemerintah daerah (Pemda) Kabupaten/kota.
Informasi dari humas Kapolda Papua; 1.282 mahasiswa Papua kembali ke Papua dapat dibaca di berita detik.com (https://news.detik.com/berita/d-4704359/kapolda-1282-mahasiswa-kembali-ke-papua). Jumlah ini belum termasuk mahasiswa Papua yang saat ini sedang dalam perjalanan ke Papua.
Jika seluruh mahasiswa Papua yang ada di seluruh kota studi di luar Papua pulang ke Papua, tentu akan menjadi ledakan yang cukup besar dengan ekskalasi kerawanan yang cukup tinggi. Apalagi bila tidak diakomodir baik oleh Pemerintah Provinsi dan Majelis Rakyat Papua (MRP). Ini masalah yang sangat serius untuk dicari jalan keluar supaya terselesaikan dengan baik melalui dinamika dialog yang intens dan berkelanjutan.
Berkaitan dengan eksodus mahasiswa Papua, penulis dalam melakukan kunjungan serta berdiskusi dengan mahasiswa di asrama/kontrakan selalu memberikan pemahaman dan pengertian kepada mahasiswa dalam mengambil keputusan untuk pulang ke Papua atau tidak.
Penulis berusaha memberikan pilihan-pilihan pertimbangan dan mengajak para mahasiswa untuk tidak termakan oleh isu-isu hangat yang belum tentu benar atau hoax. Pilihan yang salah bisa membawa dampak buruk untuk masa depan mereka.
Ketika duduk dan berdiskusi bersama mahasisawa, penulis mengajukan banyak pertimbangan sebelum mahasiswa yang bersangkutan membuat keputusan. Keputusan yang baik tidak bisa datang dari suasana dan sikap yang emosional. Pun juga membuat keputusan berdasarkan isu yang berkembang yang belum tentu benar dan selalu berubah-ubah ini akan membawa situasi batin yang penuh dilematis.
Kita perlu melihat berbagai pertanyaan sebagaimana pesan yang ditulis oleh Papuanus/Bomomani, 13 Sept 2019 melalui share whatshap ) yang tentu bisa membuka hati, pikiran dan menjadi perenungan kita bersama:
1. Apakah perlu mahasiswa Papua pulang ke Papua ?
2. Mengapa kita yang baru masuk kuliah, sedang kuliah, apalagi sebentar lagi KKN, Praktek, ataupun wisuda harus pulang Papua, lantaran kita meninggalkan sisa perjuangan hidup kita di tanah rantau?”
3. Kalau kita pulang nanti, apakah pemerintah daerah Papua dan Papua Barat sudah memikirkan jaminan bagi mahasiswa yang meninggalkan kuliahnya?
4. Apakah kita bisa Transfer ke Universitas-universitas yang ada di Papua, lalu bagaimana dengan surat pindah ?
5. Apakah setelah kita ke Papua, dan masalah Papua tidak lagi memanas, kemudian diperintahkan oleh dinas pendidikan dan Pemerintah daerah untuk balik lagi kuliah, apa bisa?
6. Apakah kita balik ke Papua ini, langsung mau merdeka?
7. Bagaimana dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) ? Bagaimana dengan perang suku?
8. Bagaimana dengan istilah ko pantai dan sa gunung ?
9. Kalau Papua merdeka nanti, apakah mahasiswa yang putus kuliah dan pulang ini langsung dapat kerja atau harus kuliah dulu?
10. Toh, bila Papua nantinya merdeka pun pasti ada kerja sama Universitas-universitas di Papua dengan Universitas-universitas di Indonesia, jadi lebih baik tinggal saja, atau?
11. Kalau di Papua ada perang, apakah mahasiswa Papua dan keluarga Papua di Sulawesi, NTB, NTT, KALIMANTAN, JAWA, BALI, dan SUMATERA akan aman-aman saja?
12. Jika semua pulang ke Papua, bagaimana dengan mahasiswa yang sungguh-ungguh ingin kuliah ?
13. Jika ingin sungguh-sungguh sekolah di luar Papua, bagaimana dengan kenyamanan dan keamanan yang selama ini kita lihat dan menyaksikan kedatangan aparat ke sekolah, kontrakan, kos atau kampus ? apakah itu malah membuat trauma ?
14. Bagaimana nasib mahasiswa dan pelajar beasiswa program ADIK dan ADEM dari Provinsi Papua yang selanjutnya, setiap mahasiswa ADIK maupun ADEM yang hendak pulang dan sudah pulang ke Papua diharapkan melaporkan diri, nama, asal universitas, jurusan, program study, dan semester kepada dinas pendidikan provinsi dan kabupaten?
Pendataan yang tengah dilakukan dinas ini pastinya berkaitan erat dengan sederet pertanyaan dilematis di kalangan mahasiswa, terutama nasib mahasiswa kedepannya.
Pertanyaan-pertanyaan demikian, membuat mahasiswa Papua yang kuliah di luar Papua semakin penasaran, semakin ragu dan tidak tenang untuk membuat mereka harus memilih antara pulang atau tidak.
Bermula dari sentuhan dan seruan rasisme di Surabaya dan Malang oleh oknum tertentu entah dinahkodai oleh aktor intelektualis yang sangat pintar dan berpengalaman dengan sentuhan remot control yang menguasai psikologi masa dan finansial, kini berdampak besar dan merajalela serta perpecahan dalam dinamika masyarakat. Ibarat api yang sudah menyala dan menghanguskan sebagian besar rumah atau kampung, bila tidak segera dipadamkan maka akan menghanguskan seluruh perkampungan.
Jalan yang terbaik yang bisa ditempuh agar tidak merembet ke mana-mana, adalah melalui dialog dengan mengupas habis pelanggaran HAM yang terjadi di Papua selama ini.
Sebab, jika kita mengukur atmofer permasalahan Papua kali ini, perlu diakui bahwa masalah saat ini tidak serupa dengan masalah-masalah politik di tahun-tahun sebelumnya. Masalah-masalah sebelumnya hanya diperjuangkan oleh sekelompok masyarakat atau organisasi tertentu. Masalah kali ini benar-benar melibatkan seluruh masyarakat Papua. Bahkan dengan hati yang tulus penuh bijaksana dan keberhati-hatian, dapat dikatakan bahwa situasi dan kondisi Papua saat ini semakin bergema menyeruhkan kemerdekaan.
Berhadapan dengan masalah ini, kita sebagai mahasiswa mestinya tetap bersikap bijak dan berpikir secara intelek dan luas dalam membuat keputusan. Kita tidak boleh membuat keputusan yang keliru, emosional dan tergesa-gesa hanya karena desakan orang di sekeliling kita. Sebab keputusan yang tergesa-gesa dengan hanya berdasarkan isu pada akhirnya bisa menghambat serta merusak masa depan kita sendiri. Kita terhalang dalam mengejar mimpi dan cita-cita melalui pendidikan.
[9:15 AM, 9/15/2019] +62 813-9217-8879: Selebaran di atas membuat kaum muda bingung untuk menafsirkan.
Monday, September 2, 2019
Bada dan Renungkan : Saya Bacanya Aja Merinding
Saya Bacanya Aja Merinding .
FC : Curahan Hati Seorang Anak Papua , Ini Saya Copas Dari Wall Hadi Wibowo ...
Sangat Peduli Papua , Presiden Jokowi 🇮🇩👌👍
By Cristian Pundulay Asli Anak Papua ...
Bnyk orang yg SOMAD ( sok tau amad ) tentang Papua , nulis begana begini begono tentang Papua .
Eeeh saya hidup di Papua sejak Tahun '95 tdk mau belagu Nulis tentang Papua , apalagi Sok tauu .
Saya hidup di daratan Serui , tau Serui tdk ! ?
Daerah ujung tipis yg Masyarakatnya hidup di garis bawah , sejak Bumi ini ada . Miskin ?? sdh Pasti . tapi kami tau cara Bersyukur pd Tuhan .🙏
Stop ‼ Menulis tentangg kami anak² Papua , jngn lagi kalian mencari nama dngn se-olah² berempati pd kami , tapi tdk melakukan apa² .‼
Kalian mungkin beruntung hidup di Barat Indonesia . senangnya bukan main , serba ada dan murah .
Kalian Lahir pakai dokter , kami tdk !!! .
Kalian bisa nonton TV sejak Lahir , bahkan sebelum Lahir , kami baru 3 Tahun ini .😭
Kalian bisa berjalan di Aspal gagah , kami ?? Syukur² bukan Kubangan Babi .
Tau tdk Kalian , berapa Harga sekarung Beras 50 kg ?? 1Jt cuk 1 Jt ... !!
Puji Tuhan 🙏 kami tdk terlalu biasa makan Nasi yg mewah sejak kecil . Beras itu makanan Mewah bagi kami , makanan orang² Kaya . kami cukup hidup dngn Talas atau Enau . Syukur 🙏 klu Jagung lagi murah , sedikit mewahlah kami makan Sekeluarga .
Tau nggak ? kenapa Rumah kami cuma bak kandang Sapi kalian ?? siapa yg mampu beli Semen satu sak 2,5 juta . liat uang segitu besar nggak pernah Broo . cuma tau baca kami disini . Tdk terpikir mau beli Semen buat Rumah , bawa Semen satu sak 20 km , sdh Mati duluan kami disini .
Terus apa kami marah dngn kondisi dan ketimpangan itu ?? tdk .
Kami so biasa jadi anak tiri bahkan di anggap anak boleh pungut .
Kami biasa di lupakan meski kekayaan alam kami di keruk sampai ke akar Bumi . lalu Uangnya di beri utk kalian di Barat sana . Aspal kalian licin , Rumah kalian Terang , Sekolah kalian bagus , Rumah Sakit kalian mewah .
Kami dpt apa ??
Dapat Ampas dan kerusakan dari itu semua . Kami tdk Marah !!! kami ikhlas berbagi sama kalian , kekayaan Alam kami utk mempercantik Daerah kalian .
Kemudian hari ini Daerah kami mulai di bangun Rumah Sakit so ada dokter , Sekolah so pakai Sepatu . Harga Beras murah . beli Semen so tak semahal Berlian lagi . Jalan kami mulai Lebar , tapi kalian ribut ... !
Apa cuma kalian yg ingin rumah sakit lengkap ? Apa hny kalian yg ingin Jalan beraspal ? Apa hny kalian yg ingin makan Nasi ? Apa hny kalian yg ingin pasang Listrik !!! ?
Heeiiiii kami jugaaa ...
Kami juga Manusia . Manusia Indonesia . cukuplah kulit kami saja yg Gelap , tapi Daerah kami jngn ikut Gelap . !
Cukup Rambut kami saja yg Bergelombang . Jalanan kami jngn ikut bergelombang . !!
Cukuplah Kekayaan Alam kami saja yg kalian KERUK , sifat kalian juga jngn macam Beruk .
Ikhlaslah sedikit berbagi dngn kami anak² Papua , anak² Pelosok Rimba , yg juga ingin merasakan bagaimana di anggap layaknya seperti Manusia ... !!
Di tangan Tukang Kayu itu , yg rupanya tidaklah Gagah , Badannya tdk Tegap , tapi Hatinya sangat Mulia ...🙏👍
Tapi kami di anggap dan di hargai ...
Kami di setarakan . Kami di Hargai selayak Manusia Indonesia .
Kami tdk kenal rupa Tukang Kayu itu , tapi hasil kerjanya , membuat kami kenal bagaimana Kearifan , Kebijaksanaan, Keadilan , kesejahteraan yg merata ada dalam benak kepemimpinannya dan dia mencoba utk berbuat yg terbaik utk kami .
Membangun tidaklah mudah , apalagi membangun Papua . Daerah dngn struktur Alam perbukitan , meliuk² dan daerah yg masih beralam Brutal ! karena tdk terjamah Pembangunan selama ini .
Semua butuh Waktu ... Semua butuh Proses ...
Tapi ... Seorang anak Desa pinggiran Sungai Bengawan Solo , telah berupaya dan terus Berjuang utk kemajuan kami anak² Papua .
Terima kasih Presiden Ku . Terima kasih Bapak Presiden Joko Widodo . Tuhan yg akan membalasnya 🙏👌👍
Di tangan anda , kami merasakan layaknya di anggap Manusia Indonesia .🙏
Salam dari Serui .
Dari anak Bangsa yg pernah terpinggirkan !!! .
Cristian Pundulay . Asli Anak PAPUA . 🙏🏻🙏🏻✊🏻🤝🏻🇲🇨
KEBANGGAAN DENGAN PEMIMPIN JUJUR DAN RENDAH HATI.
Sampaikan kepada sedikitnya 2 Keluarga, atau 10 orang lain! Sebagai "Target Harian" kita men-sosialisasikan bahwa Kita Bangga dengan Pemimpin yang :
1. Membantai Para Mafia Penggerogot Uang Rakyat mulai dari Pungli Kecil2an hingga Mafia Minyak, Beras, Ikan dll.
TERBUKTI!!!
2. Membangun Infrastruktur Menuju Indonesia Maju.
TERBUKTI!!!
3. Sangat Mencintai dan Menghormati Rakyatnya.
TERBUKTI!!!
4. Tidak Korupsi. TERBUKTI!!!
5. Membagikan Jutaan Sertifikat Tanah kepada Rakyatnya.
TERBUKTI!!!
6. Keluarganya Tidak Memanfaatkan Fasilitas Negara.
TERBUKTI!!!
7. Membangun Perbatasan Negara Demi Harga Diri Bangsa.
TERBUKTI!!!
8. Disegani Para Pemimpin Dunia. TERBUKTI!!!
9. Merancang Indonesia Menuju Negara No 5 Dunia di 2030. TERBUKTI!!!
10. Menghormati Para Ulama serta Pemimpin Agama. TERBUKTI!!!
11. Membangun Bandara International Jawa Barat
TERBUKTI!!!
Kalau kemarin belum men-sosialisasikan ... JANGAN LUPA HARI INI, Sebar + Viralkan !!!
Jadilah duta duta #Jokowi2Periode dimana pun ... siapa pun ... sampai Rakyat faham, Masyarakat faham ... bahwa Presiden Jokowi adalah yang terbaik.
Dapat dimulai dari Keluarga kita - Teman kita - Tetangga kita - Rekan Kerja kita - dan seterusnya ...
Dirumah - Di-Tempat Kerja - atau bahkan di Warung2 saat kita bersantai.
"BERI KEPERCAYAAN JOKOWI MELANJUTKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR YANG SUDAH DIMULAINYA. BERI KESEMPATAN 5 TAHUN LAGI UNTUK MEMBAWA INDONESIA MENUJU NEGARA MAJU"
"APA YANG SUDAH DIMULAI JOKOWI, BIARKAN JOKOWI YANG SELESAIKAN"
Saya sudah menyebarkan ...Bagaimana dengan Anda?
SEBAR+VIRALKAN!!!
Friday, August 30, 2019
Manuver Tommy Soeharto Goyang Jokowi di Papua
Dan ternyata memang keluarga Cendana memiliki saham di Freeport yang kini diusik Jokowi lewat kebijakannya. Saya tak membayangkan kalau Tomy sampai masuk jadi wakil rakyat di Papua, bukannya mensejahterakan, bisa-bisa ikut mendukung gerakan Papua merdeka agar kepentingannya bersama Freeport bisa leluasa di sana.
Berikut sedikit cuplikan hasil penelitian kekayaan Cendana yang bersinggungan dengan Freeport di Papua. Paul Hunt yang menulis di koran Guardian & Mail yang terbit di Inggris, 1 Agustus beberapa tahun lalu, memperkirakan bahwa nilai kekayaan tak teraudit dari yayasan-yayasan Suharto sendiri sekitar US$ 5 milyar.
Dengan kurs terakhir di mana US$ 1 melonjak-lonjak di sekitar Rp 14.000, berarti kekayaan yayasan-yayasan Suharto sekitar Rp 60 trilyun. Namun menurut taksiran badan rahasia AS, Central Intelligence Agency (CIA), sebagaimana dikutip dalam tesis Ph.D. Jeffrey Winters tahun 1991, kekayaan Presiden Suharto sendiri mencapai US$ 15 billion. Jumlah itu harus dilipat dua, kalau kekayaan seluruh anggota keluarga besarnya mau dimasukkan juga (Vriens, 1995: 49).
Itu baru taksiran tahun 1991, delapan tahun sebelum Nusamba menguasai saham-saham empuk di tambang tembaga-emas-perak PT Freeport Indonesia di Irian Jaya, serta raksasa automotif PT Astra Internasional. Makanya taksiran nilai total kekayaan seluruh keluarga besar Suharto, sebesar US$ 40 milyar (Newsweek, 26 Januari 1998), cukup masuk akal. Juga, cukup untuk menebus bangsa Indonesia dari kemelut moneter sekarang ini, tanpa harus berhutang pada IMF.
Begitulah kira-kira alasan Tomy begitu muak dengan pemerintah sekarang yang berusaha mengacak-acak Freeport yang berarti mengacak-acak keluarga Cendana. Akankah kita serahkan Papua kembali ke pangkuan orba yang sekian lama menjarah kekayaan alamnya tanpa balas budi pada rakyat Papua. Menariknya setelah Papua terpinggirkan begitu lama dan dikuras banyak oleh Freeport, kenapa baru sekarang Tomy bersuara? Pastinya ada lobster dibalik terumbu karang.
Begitulah kura-kura.
Referensi:
https://m.detik.com/news/berita/d-4206188/manuver-tommy-soeharto-goyang-jokowi-di-papua
https://m.detik.com/news/berita/4164008/tommy-soeharto-nyaleg-dari-dapil-papua-ini-daftar-penantangnya
Newsweek, edisi 26 Januari 1998
Vriens, Hans (1995). “The grandson also rises,” Asia, Inc ., Maret, hal. 46-51.
trending
Niha Alif
I'm wonder woman. Add me on my twitter @NihayaturR and my ig @niha_alif
Thursday, April 4, 2019
Embracing Diversity-Pesawat dipersonifikasikan sebagai bangsa Indonesia.
Monday, March 25, 2019
JIHAD POLITIK
Denny Siregar
JIHAD POLITIK
Sejak 2014, kegelisahan terjadi pada kelompok fundamentalis saat kepemimpinan Jokowi.
Kelompok fundamentalis berbaju agama ini tersebar diberbagai ormas dengan mengatasnamakan "Islam". Selama ini mereka happy menyebarkan faham radikalnya dengan dana pemerintah berbentuk bantuan sosial atau bansos.
Ada simbiosis mutualisma antara partai penguasa sebelumnya dengan para ormas. Ormas mendapat dana dan perlindungan, partai mendapatkan suara dari mereka. Kerjasama saling menguntungkan ini terjadi sekian lama sehingga kondisi negeri tampak adem dan tenteram, padahal sesungguhnya sakit di dalam.
Dana bantuan sosial kepada ormas ini besarnya bisa mencapai 10 persen dari pendapatan daerah.
Sebagai contoh sebuah provinsi misalnya, dengan pendapatan sekitar 44 triliun pertahun, dana Bansos kepada ormasnya bisa mencapai 4 triliun rupiah. Jadi bisa dibayangkan, pesta pora diantara para ormas yang kemudian diikuti dengan membentuk ormas-ormas baru supaya bisa mendapat bagian.
Begitulah yang terjadi di negeri ini selama sekian tahun lamanya..
Saat Jokowi memimpin, dana Bansos yang nilainya triliunan rupiah itu dihapus dan dialihkan ke program yang langsung berguna bagi masyarakat, seperti Kartu Pintar, Kartu Sehat dan kartu-kartu lainnya.
Inilah yang membuat ormas fundamentalis ini meradang. Mereka yang selama ini memanfaatkan dana Bansos untuk memperluas jaringan mereka, tiba-tiba harus kelaparan. Arus utama kas keuangan mereka hilang.
Para ormas fundamentalis ini kemudian merapat bergabung dengan para mafia dan pengusaha hitam untuk mendapatkan dana dari mereka sekaligus berfungsi sebagai attack dog dan pencuci tangan kotor mereka.
Pada tahun 2017, Jokowi membubarkan Hizbut Thahrir Indonesia dan HTI tiba-tiba menjadi organisasi yang berbahaya. Keputusan Jokowi ini membuat HTI kemudian menjadi musuh utama karena cita-cita mereka untuk mendirikan negara Islam terhambat.
Berbeda dengan ormas agama fundamentalis lainnya, HTI adalah kelompok intelektual. Mereka membangun jaringan kelompoknya melalui dunia pendidikan.
Seiring dengan pembubaran HTI, para anggota senior mereka menyebar ke berbagai ormas fundamental itu dan mengkonsolidasikan mereka dalam satu barisan untuk melawan Jokowi. HTI mengadakan perjanjian dengan oposisi untuk memenangkan mereka supaya mereka bisa kembali eksis. HTI juga mengkoordinasikan dana para pengusaha hitam dan mafia sebagai "dana perjuangan" dengan seruan revolusi.
Bagi HTI dan kelompok fundamentalis berbaju agama itu, Pilpres 2019 ini adalah jihad politik. Itulah kenapa mereka selalu memakai narasi "perang badar", "perang uhud", untuk memompa semangat perlawanan.
Melihat lawan-lawan Jokowi, sudah selayaknya kita harus melihat Pilpres 2019 ini dengan kacamata yang sama dengan mereka, yaitu jihad.
Itulah kenapa Pilpres 2019 ini jauh lebih besar dari pemilihan "siapa Presidennya" tetapi lebih mengarah pada perang ideologi sebenarnya.
Pilpres 2019 adalah titik utama apakah ke depan negeri ini akan berjaya atau hancur berantakan karena kelompok dengan agenda khilafah ingin menguasai pemerintahan..
Seruput kopinya.
SHARE ARTIKEL INI AGAR LEBIH BANYAK PEMBACA
Sunday, December 30, 2018
PRABOWO DAN AGAMA
Posisi saya sebenarnya agama seseorang tidak menjadi penentu buat saya untuk memilih seseorang untuk menjadi pemimpin. Melihat Prabowo dipersoalkan kemampuannya sholat, membaca Al-Qur’an atau menjadi Imam itu juga saya tidak peduli. Ketika beredar video dan foto Prabowo berjoget ria dalam acara perayaan Natal, saya juga berfikiran “so what?”.
Saya juga tidak heran misalnya ketika melihat video, seorang Prabowo, yang mengikuti ritual Natal agama Nasrani dengan menyalakan lilin dan menyanyikan lagu-lagu rohani, yang nota bene adalah bagian dari ritual agama Kristen, menurut teman saya yg Kristen. Membuat saya bertanya-tanya juga: Prabowo Kristen atau Islam yg ultra moderat?
Tetapi kemudia saya sadar, apa hak saya dan kita semua menghakimi ke Islaman Prabowo? Sama seperti apa hak orang menghakimi ke Islaman saya karena saya tidak pakai jilbab?
Bagi saya, dan saya percaya ini berlaku bagi publik di negara manapun, untuk memilih pemimpin, yang paling penting adalah karakter seseorang. Pemimpin yang baik bagi saya adalah yang jujur, bekerja keras, memberi perhatian detil pada pekerjaannya untuk menjamin kesuksesan, secara “genuine” peduli pada rakyatnya, terutama yang dari kelompok lemah, terbuka, transparan, sederhana, rendah hati, “acessible” dan mampu menyelesaikan konflik. Yang paling penting dari semua karakter adalah sikap yang demokratis, yang terbuka pada kritikan dan masukan, bergerak dalam koridor hukum, bahkan menghormati oposisi. Agama seharusnya tidak jadi faktor penentu.
Menjadi masalah besar soal agama ini apabila hal itu dijadikan alat untuk meraih kekuasaan. Lebih parah lagi, apabila agama seseorang dimanipulasi sedemikian rupa, seolah-olah Calon Pemimpin itu merupakan simbol dari agama tertentu. Prabowo sudah dan sedang dijadikan simbol agama Islam sejak Pilpres tahun 2014 berlanjut ke Pilgub DKI 2017 sampai sekarang oleh kelompok Ultra kanan dan radikal, yang kita tahu siapa mereka.
Prabowo tahu bahwa dijadikannya dia menjadi seolah-olah simbol Islam adalah kebohongan publik yang luar biasa. Tampilan dia yang tidak bisa baca Al-Qur’an, salam Islam yang dia ucapkan belepotan, yang menyebabkan dia tidak mampu jadi Imam, bukanlah tampilan seorang simbol Islam seperti yang dimengerti publik. Oleh karena itu dia marah waktu ditanya ulama apakah dia mampu baca Al-Qur’an atau tidak dan apakah dia mampu jadi Imam dalam sholat berjamaah. Dia marah dan mengatakan bahwa dia bukan santri, dia tidak belajar Islam di pesantren, ada orang yang lebih baik dari dia, apa salahnya orang lain yang jadi Imam sholat? Dia berteriak: Kenapa itu jadi persoalan?
Bagi saya dan bagi publik Indonesia, yang menjadi persoalan seharusnya bukanlah Prabowo yang tidak bisa baca Al-Qur’an sehingga tidak bisa menjadi Imam, atau mengikuti ritual kebaktian agama Kristen, tetapi kebohongan publik yang Dia ciptakan dengan membiarkannya menjadi simbol Islam dan menuduh lawannya anti Islam. Dia memanipulasi agama untuk memenangkan pertarungan menjadi Presiden.
Persoalan terbesar dari semua cara Prabowo untuk meraih kekuasaan Presiden adalah dengan menghalalkan segala cara. Bahkan dia menutup mata bahwa cara-cara yang dia pakai menjadikan bangsa kita terpecah belah, antar umat beragama diadu domba, dan umat sesama agama pun diadu domba. Saya khawatir ramalannya bahwa Indonesia akan punah tahun 2030 justru akan menjadi kenyataan, tapi bukan karena kalau Jokowi kembali menjadi Presiden, tetapi apabila Prabowo memenangkan Pilpres dengan cara-cara yang dia lakukan sekarang.
Prabowo, yang ultra moderat, barangkali berfikir bahwa suatu saat apabila dia memenangkan pertarungan kursi Presiden, dia akan mampu mengendalikan kelompok ultra kanan yang dia jadikan kenderaan untuk tidak melaksanakan agenda mereka : menjadikan Indonesia sebuah khilafah dan mengganti dasar-dasar negara kita dan menerapkan syariat agama tertentu. Mana mungkin seorang yang ultra moderat Islam membiarkan hal itu terjadi? Ini yang sekarang berusaha ditampilkan oleh pendukung-pendukungnya dengan mengeluarkan videonya mengikuti perayaan Natal itu untuk meyakinkan publik bahwa dia bukanlah seorang yang ultra kanan.
Seorang aktifis perempuan teman saya yang berada di kubu Prabowo pernah mengatakan bahwa strategi dia adalah sebaiknya bergabung dengan suatu kekuatan yang tidak bisa dilawan, lalu kemudian pimpinlah kekuatan itu untuk dikendalikan. Mungkin ini salah satu halusinasi Prabowo yang dia camkan ke pendukung moderatnya, untuk memimpin Indonesia dengan memanfaatkan kelompok agama ultra kanan itu.
Apakah Prabowo mampu mengendalikan kelompok ultra kanan dan radikal apabila dia menjadi Presiden? Apakah Prabowo yakin, bahwa gerakan yang sedang dia kendarai saat ini akan tunduk pada dia dan tidak akan memindahkan dukungannya kepada seseorang lain, (yang saat ini belum kelihatan), untuk terus menggulirkan agenda mereka? Apakah tuduhan yang sama kepada Jokowi sekarang sebagai anti Islam dan kriminalisasi ulama tidak akan dikenakan kepada Prabowo apabila dia berusaha mengendalikan kekuatan penghancur NKRI ini?
Bagi saya dan publik Indonesia, jelas bahwa Prabowo adalah seorang Machiavelis, dia tidak malu-malu berbohong, dia tidak segan-segan memanipulasi agama, bahkan mungkin membelakangi imannya sendiri, demi memenangkan pertarungan kekuasaan. Dugaan saya, berdasarkan rekam jejaknya, yang menghalalkan segala cara, dia tidak akan segan-segan melakukan kekerasan termasuk menculik dan menyiksa orang-orang yang kritis, dia akan melakukan cara yang sama yang dilakukan Orde Baru untuk mempertahankan kekuasaan dan melemahkan kekuatan-kekuatan yang melawan dia. Itu adalah gambaran yang hampir pasti terjadi apabila Prabowo menjadi Presiden. Karakternya yang Machiavelis akan menjadi karakter ke Presidenannya.
Jadi, bagi kelas menengah Indonesia, yang saat ini belum menentukan pilihan, pelajari karakter Calon Presiden kita. Jatuhkan pilihan pada seseorang yang sudah terbukti jujur, sederhana, terbuka, aksesibel, demokratis, pekerja keras, mampu memberikan perhatian pada hal-hal detil dan genuinely peduli pada kesejahteraan rakyatnya. Jangan salah pilih, karena kucing sudah diluar karung ...
Jakarta, 29 Des 2018.
Emmy Hafild/sos/par