Latest News

Selengkapnya Diteruskan DI NEWS.TOPSEKALI.COM

Saturday, February 27, 2021

Polda Metro Jaya Terbitkan DPO Mafia Tanah, Palsukan Sertifikat di Wilayah Jakarta

*Polda Metro Jaya Terbitkan DPO Mafia Tanah,*
*Palsukan Sertifikat di Wilayah Jakarta*
*Polda Metro Jaya menerbitkan Daftar Pencarian Orang (DPO) atas nama Benny Simon Tabalujan alias Benny Tabalujan. Benny merupakan tersangka mafia tanah dengan memalsukan sertifikat tanah di sejumlah kawasan di Jakarta.*

Pria WNI pemegang pasport bernomor P476797 ini tercatat berprofesi sebagai dosen di Melbourne Business School, University of Melbourne Australia. Di negeri kanguru, Benny juga menjadi pendeta di salah satu gereja di sana.

*Selain menerbitkan status DPO, pihak kepolisian juga sedang pengurusan red notice melalui Interpol untuk bisa membawa pulang Benny dari Australia. Tercatat Benny membuat keterangan palsu ke dalam akta otentik tanah demi mendapat puluhan hingga ratusan hektare tanah.*


Kanit V Subdit 2 Harta Benda (Harda) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kompol Ipik Gandamanah mengatakan, Benny ditetapkan sebagai tersangka dari hasil gelar perkara dan terbukti memalsukan sertifikat tanah di Kawasan Cakung.

"Kami sudah menerbitkan status DPO bagi Benny dan sedang pengurusan red notice melalui Interpol untuk membawa Benny dari Australia," kata Ipik, Sabtu (10/10/2020).

*Kasus tersebut diproses polisi dari laporan Edy  Kartono, pemilik tanah di Jalan Cakung Cilincing,* Cakung Timur seluas 8.150 meter. Edy membeli tanah tersebut dari ahli waris Haji Dirham, Hj Icih dengan bukti surat girik C No 2163.


Kompol Ipik menjelaskan, dalam aksinya, Benny dibantu rekannya Achmad Djufri dan Mardani sebagai eksekutor. Termasuk oknum petugas juru ukur di kantor BPN Jakarta Timur, Paryoto. 

*Saat ini Achmad Djufri dan Paryoto masih menjalani proses persidangan di Pengadilan Negeri* Jakarta Timur. Sedangkan Mardani telah meninggal dunia. Aksi Benny ini juga diduga dilakukan dikawasan Ujung Menteng, dan Cakung Barat.

*"Modus operandi yang dilakukan sama. Yang berbeda cuma bendera nama perusahaan yang* melakukan aksi manipulasinya. Kami menduga tersangka ini ada sejumlah kasus lain di Jakarta," ucapnya. (ilham/win) NEWS.IniOK.com

Source : https://poskota.co.id/2020/10/10/polda-metro-jaya-terbitkan-dpo-mafia-tanah-palsukan-sertifikat-di-wilayah-jakarta

Friday, February 26, 2021

MENGAPA JOKOWI MEMILIH BERKUNJUNG KE SUMBA TENGAH

*MENGAPA JOKOWI MEMILIH BERKUNJUNG* 
*KE SUMBA TENGAH ?* 
*Dua hari yang lalu, Selasa 23 Pebruari, Presiden Jokowi berkunjung ke Sumba Tengah*. Ada euforia luar biasa dari masyarakat di pinggir jalan tiga kabupaten yang dilalui rombongan Presiden; Sumba Barat Daya, Sumba Barat dan Sumba Tengah. 

Di Sumba Tengah, ketika tiba di sana Jokowi ditunggu hujan lebat di area pesawahan yang menjadi lahan "food estate" (lumbung pangan-bahasa sederhananya). Apakah hujan menyurutkan niat presiden? Tidak. 

*Dengan gayanya yang khas, dia sendirian berjalan ke tengah sawah dilindungi sebuah payung* yang dipegangnya sendiri. Melihat Presidennya yang nekat, rakyat pun terjun ke tengah sawah di tengah hujan lebat hanya untuk bersalaman dengan Jokowi. 

*Apakah cerita berakhir sampai disini? Ternyata belum*. Dalam perjalanan pulang ke bandara Tambolaka, kurang lebih 1.5 jam dari Sumba Tengah, Jokowi "dihadang" rakyatnya di Tambolaka, hanya beberapa ratus meter dari pintu bandara. 

*Mama-mama menyerbu mobil Jokowi untuk melihat dari dekat, bersalaman*, dan mendapatkan hadiah kaos dari Jokowi. Motor pengawal Presiden yang ingin melindungi Presiden pun tumbang diterjang Mama-mama yang histeris mau bersalaman dan mendapat kaos dari Presiden yang sangat merakyat ini. 

*Sampai-sampai banyak orang komen di medsos bilang: "Hanya mama-mama di Sumba yang berani jatuhkan motor pengawal presiden"*...hehehe. 

*Di balik kunjungan ini, muncul pertanyaan:mengapa Jokowi memilih Sumba Tengah?* 

Dari sumber yang bisa dipastikan kebenarannya, ada cerita begini. 

*Suatu saat, kira-kira dua tahun lalu, Gubernur dan para Bupati se-NTT bertemu Presiden di Jakarta.* Entah persisnya dimana. Dalam pertemuan itu, Presiden bertanya: "Apa yang para bupati inginkan untuk daerahnya?" Hanya satu dua Bupati yang jawab. Yang lain semua bungkam. Entah malu omong atau memang tidak punya rencana apa-apa. 

*Salah satu yang angkat bicara adalah Bupati Sumba Tengah, Paul Kira*. Jawabannya kira-kira begini: *"Di Sumba Tengah ada lahan pertanian yang sangat luas*. Saya mohon dibangun sebuah bendungan untuk *Sumba Tengah"*. 

*Jokowi merespon sangat baik.Dia minta staf dan menterinya mencatat itu dan memberi perhatian khusus untuk Sumba Tengah.* 

*Sejak itu, baik Gubernur maupun Menteri-Menteri silih berganti datang ke Sumba Tengah* untuk melihat dan merancang bersama beberapa proyek besar. Salahsatunya "food estate"; 3000 ha lahan padi dan 2000 ha lahan jagung. Dan nanti akan ditingkatkan menjadi 10.000 ha. Itu baru satu program. Bendungan raksasa akan menjadi program lanjutan. Sekolah Pertanian bertaraf internasional, kalau tidak salah, dalam rangka kerjasama dengan Sinar Mas Group, juga akan dibangun di Sumba Tengah. 

*Maka,kalau ada pertanyaannya,"mengapa Sumba Tengah",jawabannya:Karena Bupatinya punya* *MIMPI UNTUK RAKYATNYA*, *PUNYA PROGRAM YANG JELAS,PUNYA KEBERANIAN* untuk menembus Jakarta, dan PUNYA PENGORBANAN. 

Kalau Presiden dan Bupati punya "chemistry" atau punya perpaduan hati, ditambah lagi dukungan Gubernur, maka yang nampak mustahil akan menjadi sangat mudah. 

*Pemerintah pusat punya BANYAK UANG.* Presiden tak ragu mengeluarkan uang untuk rakyatnya. Tapi presiden tidak mau menghambur-hamburkan uang begitu saja. *Dia mau MEMBERI UANG untuk orang yang mau BEKERJA.* 

*Jokowi menerobos hujan lebat di tengah sawah bukan untuk pencitraan*, tapi karena dia menghargai mereka yang mau bekerja untuk rakyat dan menunjukkan cinta untuk rakyat yang mau bekerja. 

*Semoga PARA BUPATI LAIN bisa belajar dari peristiwa ini*. 
Salam Sumba tanpa Wa. 
*P.Kimy Ndelo CSsR - Weetebula*.

KISAH CINTA RAKYAT DENGAN PEMIMPINNYA, ADA YANG CEMBURU?

*KISAH CINTA RAKYAT DENGAN PEMIMPINNYA,* 
*ADA YANG CEMBURU ?*
Beberapa jam paska kunjungan kerja Jokowi ke NTT dalam rangka peninjauan Food State dan peresmian waduk, grup wa diramaikan dengan postingan video dan foto Jokowi. Mulai dari sambutan rakyat NTT yang heboh merangsek maju mendekat ke mobil Presiden yang tengah berjalan hingga saat Jokowi berjalan sendiri membawa payung di tengah sawah saat hujan deras tanpa pengawalan. 

Rakyat NTT begitu senang dan bangga akan kehadiran presiden ke daerah mereka. Namun sayang disayang, Presiden Jokowi hanya bisa membuka kaca jendela pintu atau atau atapnya untuk melihat dan menyapa langsung warga sambil melambaikan tangan. Dapat dipahami sesungguhnya beliau juga rindu ingin mendekat, menyapa dan bersalaman serta biasanya melayani permintaan foto bareng oleh rakyatnya. 

Tidak ada pemimpin yang tidak rindu berada di tengah-tengah rakyatnya. Turut merasakan apa yang mereka keluhkan, namun terkadang juga bercanda dan tertawa bersama. Jika ada pemimpin yang tidak ingin seperti itu, atau bahkan malas untuk "mendekat" hingga tidak ada jarak, maka bisa dipastikan pemimpin itu seorang yang angkuh pembawaan dan rakyat sendiri tidak sudi menghampiri. 

Jokowi adalah kita, kita adalah rakyat Indonesia. Jadi sebenarnya Jokowi hanya seorang anak bangsa yang bukan malaikat ataupun super hero layaknya Superman. Kadang kita turut was-was dan menyayangkan setiap kejadian yang dilakukan Jokowi sebagai presiden. Namun sekali lagi Jokowi bukan seorang yang serba sempurna, layaknya saya dan kita semua. 

Memang dan bisa saja ia melakukan kesalahan ataupun sesuatu yang tidak kita inginkan. Jokowi tidak bisa melakukan sesuatu yang kita inginkan. Ada kalanya ia harus dengan terpaksa menabrak dan melangkah terus maju meski reputasi politik dipertaruhkan. Ia tidak takut menjadi tidak popular. Demi rakyat ia akan lakukan apapun sepanjang itu bukan sebuah kejahatan. 

Munculnya keramaian dan kerumunan rakyat yang menyambut dan ingin mendekat kepada presidennya disikapi positif oleh pendukung Jokowi. Namun saya sudah menduga, akan menjadi sebuah bad news bagi pembenci. Dalam beberapa grup wa sempat saya posting bahwa video dan foto Jokowi di NTT akan viral, sebabnya selain diunggah pendukung yang memuji, juga diunggah pula oleh pembenci.

Mereka menyangkakan kepada Jokowi sebagai pelanggar UU Covid 19 (baca: kerumunan). Dan benar saja, hingga kini meski sudah selang dua hari, perdebatan masih berlangsung. Tidak kurang dr Tirta ikut nimbrung menyampaikan pendapatnya di laman Twitter. Argumen dr Tirta sama dengan yang saya sampaikan sebelumnya, bahwa fakta kerumunan benar sama, meski secara jumlah berbeda.

Secara kuantitas masih lebih banyak massa di kasus Rizieq saat di bandara hingga TOL, di Petamburan dan juga Megamendung. Jumlah warga atau rakyat NTT yang ingin mendekat, seperti terekam dalam video adalah menyebar di sepanjang jalan tidak menjadi satu titik kerumunan, dan jumlahnya dipastikan tidak sebanyak jika aparat atau petugas protokol tidak melakukan upaya himbauan agar tidak berkerumun. 

Petugas sudah bekerja sehingga rakyat tidak keluar rumah dan meluap seperti saat kunjungan Jokowi sebelumnya ke NTT. Hal berikutnya, tidak ada upaya secara sengaja dari pemerintah untuk mengundang rakyat dalam menyambut atau sekadar ingin melihat presiden datang. Sehingga hal ini sekali lagi berbeda dengan kasus Rizieq yang memang secara sengaja mengorganisir dan memobilisasi massa. 

Saat kunjungan di Kalimantan Tengah sehari sebelumnya terbukti tidak ada masalah, menunjukkan memang tidak ada upaya memobilisasi massa. Di NTT bisa dikatakan mereka adalah massa spontan yang karena kesenangan dan kecintaannya kepada presiden Jokowi sehingga tidak terbendung ingin melihat lebih dekat. Ya begitu kalau rakyat jatuh cinta pada pemimpinnya.

Catatan terakhir, waktu yang disebut dengan berkerumun di NTT tersebut tidak berlangsung lama hanya sesaat ketika Jokowi bersama rombongan berkendara melewati rakyat yang sudah menunggu. Sekali lagi, berbeda dengan kasus Rizieq di mana kerumunan berada pada satu titik dan berlangsung berjam-jam, hingga selama 3 hari berturut-turut. Terakhir, bukan tidak ada upaya Jokowi untuk mematuhi prokes serta mengingatkan rakyatnya. 

Dalam video dan foto terlihat jelas Jokowi selalu mengenakan masker serta menunjuk-nunjuk maskernya agar juga digunakan oleh rakyat. Diperoleh informasi pula bahwa Jokowi sempat mengatakan kepada Paspampresnya agar menyampaikan kepada rakyat, permohonan maaf Jokowi karena belum bisa mendatangi, menyalami serta berfoto bersama seperti biasanya. 

Semata karena kondisi pandemi yang masih berlangsung. Jokowi juga mengucapkan terima kasih atas sambutan rakyat serta mengingatkan agar tetap menjaga protokol kesehatan. Itu yang bisa dilakukan Jokowi di tengah situasi yang mungkin menjadi serba salah tersebut. Demikian sepenggal penjelasan yang mungkin bisa dipahami oleh masyarakat. Tidak perlu berdebat. 

Sampaikan argumen di atas gak perlu ngegas. Atau jika capek menjelaskan maka diamkan saja. Anggap mereka hanya cemburu melihat rakyat dan pemimpinnya saling mencintai. Orang kalau sudah cemburu bisa bisa berubah menjadi pembenci dan mampu melakukan  apapun yang intinya menjelekkan orang yang dibencinya. Paham ya? Fokus bekerja daripada bicara. (Awib) NASIHAT.IniOK.com


ARTIKEL LAIN DI BAWAH:

Saat NTT dicap propinsi termiskin semua diam bahkan ada yg mengolok, saat terkena wabah DBD, hanya sedikit yg bicara, saat terkena musibah rawan pangan, tidak banyak yg berkomentar, saat kekurangan air bersih hanya sedikit yg ulurkan tangan membantu, saat banyak TKI asal NTT yg dianiaya hanya segelintir orang yg bersimpati, saat anak-anak menderita gizi buruk, kelaparan, tidak bisa mengakses Pendidikan dgn memadai, sarana prasarana pendidikan dan Infrastruktur kurang menopang banyak yg berpura-pura tidak melihat dan mendengar, saat dihina tdak memiliki keistimewaan banyak pejabat serta politikus yg diam...

TETAPI...
Di saat Maumere - NTT dikunjungi oleh Bapak Presiden dgn agenda meresmikan lumbung pangan dan Bendungan sebagai penopang hidup masyarakat Maumere dan diterima dengan euforia masyarakat yg antusias dan spontanitas berkerumun ingin melihat Bapak Presiden pilihan mereka, orang yg memberikan harapan untuk masa depan NTT, org yg dicintai oleh masyarakat, seketika itu juga semua Mata memandang Maumere,,,, semua berkomentar, ada yg memuji, ada yg menghina, ada yg senang ada yg sakit hati, dgn mengatasnamakan Rakyat mereka berkomentar memuji Presiden yg memperhatikan NTT namun banyak juga Yg mengatasnamakan rakyat menghina, dan mencercah Presiden dgn alasan melanggar PROKES. Mereka yg menghina, mencerca dan meradang  seolah-olah mereka peduli dgn kesehatan dan keselamatan masyarakat di Maumere. Seolah-olah mereka sangat khawatir bahwa COVID akan menjalar luas ke banyak org karena kerumunan tersebut. Banyak yg tiba-tiba bersuara keras seolah-olah khwatir dgn keselamatan dan kesehatan di Maumere - NTT. Apakah itu adalah luapan emosi karena benar-benar Peduli akan kesehatan dan keselamatan masyarakat NTT atau hanya karena efek sakit hati, iri dan dengki karena seorang JOKOWI? 
Pak Jokowi mengunjungi Maumere tetapi malah sebagian besar org luar NTT yg berkoar-koar mengecam juga menghina JOKOWI, lantaran kerumunan tersebut. Semoga tdak ada penambahan Kasus COVID d NTT lantaran kejadian ini... 
Tetap optimis

CINTA KAMI PADANYA SANGAT BESAAAAR. 
Cinta itulah yg mendorong kami MENUTUP JALAN saat mobilnya melambat di tikungan & Kami bersorak lupa jaga jarak. Dari atas mobil, Beliau ingatkan kami utk pake masker.

Kami buka masker agar suara teriakan kami Beliau dengar. 
Karena memang HANYA DIA YG MENDENGARKAN KAMI. 
Jadi, ITU SALAH KAMI. JANGAN SALAHKAN DIA.

#Nian_Sikka
#Maumere_Horoo
#Flobamora


Gilanya group Kadrun minta Pakde diproses Sama dg si jijik katanya bikin kerumunan .....🤣🤣🤣 Dasar otak kardus ...

Thursday, February 25, 2021

Surat Terbuka Utk Wakil Rakyat NTT

 

SURAT TERBUKA UNTUK
BENNY K. HARMAN,
ANGGOTA DPR RI DAPIL NTT 1

Mengawali surat terbuka ini saya hendak menyapamu dengan sapaan “co, kreba leso ho’o, kraeng tua? Apa kabar hari ini, bapak? Sapaan itu adalah sapaan khas masyarakat Manggarai di tanah Flores, Nusa Tenggara Timur. Sapaan khas suara rakyat yang mengantarmu duduk di kursi parlemen Indonesia, dengan harapan mendapatkan balasan dari saudara dengan jawaban “porong dia-dia kaud” (saya baik-baik saja). 

Saudara Benny K. Harman yang terhormat, 

Hari Selasa tanggal 23 Februari 2021 menjadi hari yang sangat bersejarah bagi rakyat Sumba dan rakyat Flores, Nusa Tenggara Timur. Ya, penantian rakyat Sumba dan Flores akan kedatangan sang pemimpin, Presiden RI yang sejak awal pelantikannya hanya disaksikan melalui layar kaca akhirnya terjawab dengan hadirnya Presiden Jokowi di tanah Marapu dan Nusa Nipa. Hanya dengan melihat wajah sang Presieden dari kejauhan, masyarakat sangat bergembira. Sikap tulus rakyat Sumba dan Flores menyambut kehadiran Sang Presiden RI itu pun diutarakan lewat doa dan ucapan syukur rakyat Sumba dan Flores seperti dalam ungkapan “Tuhan, tolong jaga Jokowi, dia orang baik”. Mungkin saja ditengah merumunan masyarakat yang menanti hadirnya Presiden di tanah Sumba dan tanah Flores beberapa hari yang lalu terdapat sahabat kenalan, keluarga ataupun ipar Saudara yang merupakan masyarakat Kabupaten Sikka. Luapan emosi kegembiraan masyarakat dengan berbagai opini, pendapat, pesan dan kesan dalam kunjungan kerja Presiden ke NTT, dapat Saudara temukan jejaknya media sosial, haruslah Saudara tanggapi dengan cara pandang sosial masyarakat. 
Saudara Benny K. Harman Yang Terhormat, 

Tercatat dalam ingatan kolektif masyarakat Sumba dan Flores bahwa dari 13 wakil rakyat NTT di Parlemen Nasional, Saudara menjadi satu-satunya wakil rakyat NTT di Parlemen Nasional yang menyalahkan Presiden telah melanggar Protokol Kesehatan, padahal Saudara tahu betul kerumunan massa menyambut sang pemimpin itu terjadi secara apa adanya. Dalam pernyataan Saudara di Kompas TV beberapa hari yang lalu, Saudara secara sadar dan tega mendoakan masyarakat NTT di dua wilayah itu dengan mengatakan “Masyarakat NTT rela korbankan dirinya terpapar COVID-19 hanya untuk melihat pemimpinnya”. 

Kalau saja Saudara bukan berasal dari tanah Flores, Nusa Tenggara Timur, masyarakat Sumba dan Flores tidak terlalu memikirkan apalagi menanggapi pernyataan Saudara tersebut. Kalau saja Saudara bukan berasal dari Nusa Tenggara Timur, maka pernyataan Saudara akan disejajarkan dengan H. A Bakri HM, S.E., Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan Jambi yang mengatakan “Tak ada yang istimewa di NTT kecuali komodo”. Saudara H. A Bakri HM, S.E adalah wakil rakyat Jambi di Parlemen Nasional yang tidak memahami nilai-nilai antropoligis dan sosiologis masyarakat NTT. Hal ini berbeda dengan Saudara yang berasal dari rahim bumi Flobamora (Flores, Sumba, Timor, Alor) tentu sangat memahami karakter masyarakat NTT sehingga pernyataan Saudara sebagai wakil rakyat Flores, Alor Lembata di Parlemen Nasional yang mengatakan “Masyarakat NTT rela korbankan dirinya terpapar COVID-19 hanya untuk melihat pemimpinnya”, menunjukkan minimnya apresiasi Saudara terhadap rakyat Sumba dan Flores, Nusa Tenggara Timur. Jika untuk mengapresiasi dan menghargai perasaan rakyat Sumba dan Flores dalam menyambut Sang pemimpinnya saja tidak Saudara miliki, lalu apa yang yang harus kami banggakan dari Saudara sebagai wakil kami di Parlemen Nasional?

Sebagai seorang anggota Parlemen Nasional berlatar belakang pendidikan Strata 3 seharusnya Saudara melihat luapan kegembiraan masyarakat Sumba dan Flores menyambut kedatangan Presiden RI tersebut dari sudut pandang sosiologis dan budaya menerima tamu ala orang NTT dan bukan melihat dari sudut pandang sempit Saudara sebagai oposisi Pemerintah. 
Saudara sebagai 1 dari jutaan rakyat Flores yang bernasib baik di tanah rantau seharusnya mengeluarkan pernyataan yang membuat rakyat Sumba dan Flores bersimpati dan mencintaimu seperti cinta rakyat Sumba dan Flores kepada Presiden RI. Saudara harusnya berpikir terlebih dahulu sebelum mengeluarkan pernyataan itu, apakah pernyataan itu akan diterima oleh mayoritas masyarakat Sumba dan Flores atau sebaliknya mendengar nama mu saja masyarakat menjadi antipati. 

Saudara harus ingat bahwa kursi yang Saudara tempati di Parlemen Nasional saat ini tidak turun dari langit Cikeas tetapi dari ratusan ribu doa dan harapan suara masyarakat yang tak bersuara di tanah lahirmu, Flores, Nusa Tenggara Timur, rakyat yang beberapa hari yang lalu bergembira menyambut kehadiran sang Pemimpinya di tanah Sumba dan Flores telah Saudara doakan agar terpapar Covid-19. Saudara Benny K. Harman, tidakkah Saudara sadari bahwa karakter dasar yang dimiliki oleh rakyat Sumba dan Flores adalah loyal terhadap pimpinannya. Loyalitas itu pun telah ditunjukkan oleh rakyat Sumba dan Flores ketika menyambut Sang Presiden dalam kunjungan kerjanya ke NTT beberapa hari yang lalu. Di sisi yang sama dari sudut pandang yang berbeda, karakter loyal terhadap pimpinan itu pun telah mengantarkan Saudara untuk menempati sejumlah pos penting baik di Partai Politik  maupun di Parlemen Nasional. 

Dalam menyambut kehadiran Presiden di tanah Sumba dan Flores, masyarakat Sumba dan Flores tidak pernah menerima undangan, himbauan atau apapun bentuk pemberitahuan agar berkumpul dalam jumlah yang banyak menyambut sang Presiden. Luapan kegembiraan masyarakat menyambut kedatangan Presiden mengalir seperti air tanpa balutan kepentingan politik dan lain sebagainya. Hal yang sama pun terjadi di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT ketika menyambut kunjungan Presiden beberapa waktu yang lalu semuanya berjalan apa adanya tanpa balutan kepentingan politik dan lain sebagainya. Oleh karena itu penyataan Saudara di Kompas TV yang mengatakan “Masyarakat NTT rela korbankan dirinya terpapar COVID-19 hanya untuk melihat pemimpinnya”, sungguh sangat melukai perasaan masyarakat Sumba dan Flores. Dengan entengnya Saudara menyatakan “Presiden jelas kasat mata melanggar Prokes. Aturan yang dibikin Presiden sendiri”. Akan lebih bemartabat jika Saudara mengatakan “saya mengerti luapan kegembiraan masyarakat Sumba dan Flores menyambut kedatangan Presiden karena saya pun bagian dari mereka”. Pernyatan itu akan selalu dikenang oleh masyarakat Sumba dan Flores sebagai wujud penghargaan Saudara sebagai wakil rakyat NTT di Parlemen Nasional. Namun jika Saudara tidak dapat menghargai perasaan rakyat Sumba dan Flores dalam menyambut kedatangan Presiden, lebih baik Saudara diam. Ya, sikap diam menjadi pilihan yang tepat bagi Saudara untuk tidak mengomentari luapan kebahagiaan rakyat Sumba dan Flores menyambut kedatangan Presiden di tanah Marapu dan Nusa Nipa. Seperti dalam tutur lisan di tanah Manggarai, Flores, tempat Saudara dilahirkan terdapat sebuah ungkapan yang mengatakan “eme toe harga ami lehau ga, com hema hau” (jika kau tidak bisa menghargai kami, lebih baik kau diam). 

Saudara Benny K. Harman, masih terngiang dalam ingatanku beberapa saat yang lalu dalam sebuah kesempatan Saudara mengatakan bahwa orang Maumere hanya bisa omong. Dan kini ketika Presiden mengunjungi nian Sikka tanah Alok, Saudara kembali membuat pernyataan yang bertolak belakang dengan suara mayoritas masyarakat yang merindukan hadirnya Presiden di nian tanah Sikka. Kehadiran Presiden di nian tanah Sikka untuk meresmikan bendungan mega proyek “Napun Gete”, secara tidak langsung telah membuktikan kepada Saudara, bahwa orang Maumere tidak hanya omong tapi bekerja. Sekecil apapun kontribusi masyarakat, mereka telah mendukung hadirnya proyek strategis nasional tersebut. Di sisa masa jabatan Saudara sebagai anggota Parlemen Nasional saya mengharapkan hadirnya buah karya Saudara di tanah Sumba dan Flores seperti yang sudah dilakukan oleh Presiden sehingga Saudara pun tidak dikenang sebagai orang Flores yang suka mencari-cari kesalahan Presiden.

Dengan segala keterbatasan yang ada ditengah masyarakat, kami rakyat Sumba dan Flores tidak akan pernah membalas ucapanmu yang menyakitkan yang telah mengatakan “masyarakat NTT rela korbankan dirinya terpapar COVID-19 hanya untuk melihat pemimpinnya”. Tetapi suara rakyat Sumba dan Flores akan dibuktikan dibilik suara jika kelak Saudara akan mencalonkan diri kembali menjadi Gubernur NTT 2023-2028 seperti pada 2 periode sebelumnya. Disanalah pembuktian akan nilai argumentasi dan kewibawaanmu sebagai calon pemimpin, seperti sebuah adagium Romawi yang mengatakan “Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio” (nilai wibawa seseorang hanya setinggi nilai argumentasinya). 

Teriring salam dan doaku agar Saudara pun mempersembahkan buah karya mu untuk rakyat Sumba dan Flores seperti yang sudah dilakukan oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo. 

Fransisco Soarez

PENISTAAN AGAMA ADALAH SENJATA

*PENISTAAN AGAMA ADALAH SENJATA*
https://news.iniok.com/2021/02/penistaan-agama-adalah-senjata.html
Herman Pakpahan

*Dimulai dari proses MENJATUHKAN seorang Gubernur yang beragama Kristen dan beretnis* Tionghoa yang di cap dengan KRISTEN CHINA KAFIR, yang di dasar i oleh ajaran TIDAK BOLEH PEMIMPIN KAFIR, dan Pemerintah membiarkan dengan dalil BIAR HUKUM DITEGAKKAN, dari situ lah mulai berlaku kata PENISTA AGAMA bagi siapa saja yang dianggap MUSUH agama.

Sesungguhnya agama apapun itu tidak akan pernah TERNISTA, karena semua agama adalah Ajaran tentang TUHAN sebagai PENCIPTA semesta beserta isinya dan Ajaran bagaimana menjadi Manusia ciptaan TUHAN.

Dan lebih diskriminatif lagi, jika agama yang mereka KAFIR kan di hina, di olok-olok tidak dianggap Penistaan.

*Pemerintah TIDAK PEDULI*, jika negara Indonesia mengakui agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Buddha, Konghucu dan Kepercayaan Leluhur, terbukti Pemerintah hanya PEDULI jika agama Islam dianggap Ternista, sehingga aparatur negara bekerja sampai putusan Hakim, tapi 6 agama lainnya dianiaya, termarginalkan, di Diskriminasi bahkan dihina, pemerintah tutup mata tanda tidak PEDULI. Penjajah Agama Berulang kali sejak Gubernur Tripel Minority di fitnah sebagai PENISTA AGAMA dan Ulama Islam, maka semua orang akan sangat gampang dan sering menyebut orang lain sebagai PENISTA AGAMA. Tidak cukup waktu setahun untuk menguraikan semua kasus yang sudah ada, ku yakin Anda pun mengetahui kasus seperti yang terakhir terjadi di RS di Pematang Siantar.

*Tuduhan sebagai PENISTA AGAMA benar benar dijadikan SENJATA yang sangat diperlukan*, minimal mampu untuk menakuti-nakuti KAFIR di negeri Raksasa Yang Tertidur ini.

RUU KUHP tetap mempertahankan Pasal Penistaan Agama. Bahkan definisinya diperluas yaitu orang yang mengajak untuk tidak percaya agama (agnostik) juga akan dipidana maksimal 4 tahun penjara.

*"Penghinaan dalam ketentuan ini adalah merendahkan kesucian agama,"* demikian penjelasan RUU KUHP, padahal kesucian agama sudah jelas tidak akan bisa direndahkan oleh apapun dan oleh siapapun.

Penjelasan ini tertuang dalam draft Penjelasan versi 2 Februari 2018. Disebutkan bahwa sila pertama dari falsafah negara Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.

*Bab Tindak Pidana terhadap Agama Pasal 304 berbunyi:*

*Setiap orang di muka umum yang menyatakan perasaan atau melakukan perbuatan yang bersifat* permusuhan atau penodaan terhadap agama yang dianut di Indonesia dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling banyak Kategori V.

Pasal Penistaan Agama menjerat orang yang tidak hanya mengemukakan di muka umum, tapi juga menyebarkan lewat sarana elektronik. Yaitu setiap orang yang menyiarkan, mempertunjukkan, menempelkan tulisan atau gambar, atau memperdengarkan suatu rekaman, termasuk menyebarluaskan melalui sarana teknologi informasi yang berisi Tindak Pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 304.

*"Jika setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melakukan perbuatan tersebut* dalam menjalankan profesinya dan pada waktu itu belum lewat 2 tahun sejak adanya putusan pemidanaan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan Tindak Pidana yang sama maka dapat dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 huruf f," sambungnya.

*Pasal 306 juga menambah delik Pasal Penistaan Agama*, yaitu orang yang mengajak orang untuk menjadi agnostik, adalah pidana. Pasal 306 berbunyi :

*Setiap orang yang di muka umum menghasut dalam bentuk apa pun dengan maksud meniadakan* keyakinan seseorang terhadap agama apa pun yang dianut di Indonesia dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 tahun atau pidana denda paling banyak Kategori IV.

*Mahkamah Konstitusi (MK) akhirnya menolak permohonan pengujian Undang-Undang* Nomor 1/PNPS/Tahun 1965 tentang Pencegahan Penyalahgunaan dan/atau Penodaan Agama yang diajukan Zico Leonard Djagardo Simanjuntak dan Aisyah Sharifa sebagai mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

"Amar putusan mengadili, menolak permohonan para Pemohon untuk seluruhnya," ujar Ketua Pleno Anwar Usman didampingi para hakim konstitusi lainnya dalam sidang pengucapan putusan.

*Sebelumnya, para Pemohon mendalilkan Pasal 156 dan Pasal 157 ayat (1) Kitab Undang-Undang* Hukum Pidana (KUHP) serta Pasal 4 Undang-Undang Pencegahan Penodoaan Agama seolah-olah menutup mata memang terdapat perbedaan dalam beragama di Indonesia dan menderogasi hakikat agama, beribadah, dan toleransi. Di samping itu, norma yang dipersoalkan konstitusionalitasnya oleh para Pemohon tersebut tidak memiliki tujuan yang tepat dalam paradigma pemidanaan baik retributif maupun utilitarian dan justru menghalangi ibadah yang sejati umat beragama yakni untuk memberitakan kebenaran agama baik kepada mereka yang berbeda agama maupun kepada penista agama. Akibat berlakunya ketentuan norma tersebut, dapat membuat orang dengan mudahnya menuduh orang lain melakukan penistaan agama.

Mahkamah berpendapat, sebagaimana telah ditegaskan dalam putusan-putusan Mahkamah sebelumnya, Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak memberikan kemungkinan adanya kampanye kebebasan untuk tidak beragama, kebebasan untuk promosi antiagama serta tidak memungkinkan untuk menghina atau mengotori ajaran agama atau kitab-kitab yang menjadi sumber kepercayaan agama ataupun mengotori nama TUHAN. Sebaliknya, Konstitusi memberikan jaminan terkait dengan kebebasan beragama warga negaranya. Kebebasan beragama merupakan salah satu hak asasi manusia yang sangat fundamental, melekat dalam diri setiap manusia.

*Pemohon mendalilkan Pasal 156 dan Pasal 157 ayat (1) KUHP serta Pasal 4 UU Pencegahan* Penodaan Agama tidak memiliki tujuan yang tepat dalam paradigma pemidanaan, baik retributif maupun utilitarian dan justru menghalangi ibadah yang sejati umat beragama yakni untuk memberitakan kebenaran agama baik kepada mereka yang berbeda agama maupun kepada penista agama. Terhadap dalil tersebut, menurut Mahkamah, keberadaan Undang-Undang Pencegahan Penodaan Agama dapat dijadikan dasar untuk mencegah tindakan penyalahgunaan agama dan penodaan terhadap agama melalui tindakan administratif yang paling ringan sampai dengan tindakan administratif yang paling berat.

*Menurut Mahkamah, pemidanaan terhadap penyalahgunaan agama dan penodaan/penistaan agama* adalah penting karena dalam bentuk apapun, baik dilakukan perorangan maupun kelompok, penodaan dan penyalahgunaan agama adalah tindakan yang tidak dapat dibenarkan dalam pandangan hukum. Hal ini dikarenakan tidak ada orang atau lembaga manapun yang berhak melecehkan agama dan memperlakukan tidak hormat unsur-unsur keagamaan lain yang pada akhirnya menimbulkan keresahan dan kemarahan publik (Putusan Mahkamah Nomor 140/PUU-VII/2009).

*Praktek Hukum di lapangan, pasal penodaan agama atau sekarang santer disebut PENISTAAN* AGAMA sudah menjadi alat untuk menyerang kaum yang di KAFIR kan dan alat untuk berlindung dari segala kesalahan serta menjadi ALAT paling ampuh untuk MENJATUHKAN orang yang dianggap KAFIR dengan berlindung dibalik agama dengan kemayoritasannya.

*Apakah Pemerintahan negara Indonesia mau merubah pasal penodaan agama ini?!*, Sudah jelas TIDAK, karena bagi pemerintah Kemayoritasan sebagai umat adalah modal kemenangan mencapai puncak kekuasaan, bagi pemerintah Kemayoritasan itu adalah Raksasa Yang Tertidur yang bisa dijadikan modal ekonomi.

*Jadi, kalau Anda berfikir karena pengaruh Narasi Buzzer bahwa kasus Penistaan Agama* seperti yang terakhir terjadi pada 4 orang Brader di RS Swasta di Pematang Siantar akan berbeda dengan kasus Gubernur Triple Minority, kasus Acong di Deli Serdang dan kasus Meliana di Tanjung Balai Asahan, silahkan Anda sadari kalau Anda adalah Minoritas.

*Berhenti berfikir kalau undang undang Penodaan Agama atau Penistaa Agama akan melindungi* dan mengayomi semua umat beragama, fakta nya undang undang itu hanya melindungi Raksasa Yang Tertidur, RSO presenter tv di hina di media sosial dengan hinaan "Kristen Lu...!" Akhirnya gulung tikar juga, penistaan agama Kristen oleh Muhammad Rizieq Shihab yang menghina JESUS KRISTUS TUHAN nya umat KAFIR lahir bidannya siapa, tidak pernah di proses Hukum, pengacara kondang yang menghina dan menistakan agama KRISTEN, KATHOLIK, HINDU, BUDDHA, KONGHUCU dan KEPERCAYAAN LELUHUR secara bersamaan di media televisi bebas tanpa proses hukum.

*Makanya, PENISTAAN AGAMA itu hanya berlaku bagi agama yang itu itu saja,* dan pelaku PENISTAAN AGAMA hanya bagi kaum KAFIR saja, jika pun ada yang bukan bagian dari kaum KAFIR dianggap PENISTA AGAMA maka dia automatis di cap KAFIR. Kalau pasal UU ITE mau di rubah oleh Pemerintah, apakah Pasal PENODAAN AGAMA akan dihapuskan atau minimal akan dirubah?!, Kurasa Anda "Mimpi Basah" mengharapkan Pasal Penodaan Agama di hapuskan atau minimal dirubah, SENJATA penting bagi Raksasa Yang Tertidur mau Anda paksa dilepaskan, yah jelas Raksasa Yang Tertidur gak akan mau. Agama bertujuan utk menciptakan keadilan hrsnya dirubah undang2 yg merugikan Pihak lain hrs win2 solusion.Semua Org bisa menghentikan Kehendak jahatnya dirubah dgn Cita Kasih muncul didlm pikirannya akan mengakibatkan Tingkah Laku & Ucapannya sesuai dgn Cinta Kasih yg universal yg mana diwujudkan dgn Tingkah laku& Ucapan yg baik& Benar.Siapa saja yg Salah didlm ucapan,tingkah laku,serta tulisan yg disebarkan dimedia ITE yg membuat kekacauan,menakut2i memaksakan kehendak yg menimbulkan keributan berkonspirasi kerja sama bagi2 uang dgn korupsi berjemaha yg sering terjadi.Mereka inilah yg merugikan Negara dgn jelas & Terang.Termasuk Gubernur yg terbodoh didunia ini. Kenapa mereka belum ditangkap udah banyak terlihat ketidak beresannya.Sabar2 semuanya ngak lama lagi akan dibereskan secara Alam. Rahayu.
NEWS.IniOK.com

Terharu baca tulisan Status KAHIYANG

 

*Terharu baca tulisan Status KAHIYANG* :
(*Anak perempuan Presiden Jokowi*).😔
 " Tidak jadi Presiden Pun ayahku Tetap Berkarya ,Hanya Saja Berkarya di Lingkungan Keluarga dan Sekitarnya,.

Tetapi Ayah Selalu Punya Tekad Dari Sejak Menjadi Walikota Solo Untuk MemBantu Banyak Orang Yang Kekurangan Tetapi Ayah Tidak Punya Uang Banyak Untuk Menolong Rakyat INDONESIA Yang Masih Kekurangan, Syukur Alhamdulilah Ayahku Di Takdirkan Allah MenJadi PRESIDEN Saat Ini agar bisa membantu Banyak orang Dengan Uang NEGARA Karena Kata ayahku Itu Uang Rakyat Indonesia Harus Kembali Ke Rakyat. Itu Saja Tekad Ayahku . 

Agar Rakyat Sejahtera Dan Hidup Berkeadilan Menjadi Rakyat Indonesia Karena Uang Negara Itu Haknya Orang Miskin Atau Yang Sangat kekurangan..

Karena Ayahku Dulu Pernah Merasakannya Bagaimana Menjadi Rakyat Kecil Karena Ayahku Lahir Bukan Berasal Dari Keluarga Kaya atau Keturunan Keluarga Yang Sejak Lahir Sudah Berkecukupan Tapi Ayahku Lahir dari Keluarga Yang Tidak Punya Apa-Apa..

Maka Saat Di Beri amanah Oleh Allah Dari Menjadi WALIKOTA ,GUBERNUR sampai PRESIDEN ayahku Hanya Menghabiskan Waktu Buat Rakyat.Kadang Aku bertanya Dalam Hati Kapan Ayah Bisa Bersama Keluarga Sabtu - Minggu Pun Ayah Tetap Bekerja..

Aku Hanya Bisa Berdoa Semoga Ayah Sehat Selalu dan Di Beri Kesabaran Oleh Allah, Walaupun di Hina di fitnah  dan Di Caci maki,Tidak Kenapa Yang Penting Ayahku Bisa Bantu Banyak Orang dan Semoga Jadi Amal Baik Ayahku Kelak Nanti. Amin  News.IniOK.com

Wednesday, February 24, 2021

Tempo Jurnalisme Pesanan Gagal Jungkalkan PDIP


*Tempo Jurnalisme Pesanan Gagal Jungkalkan PDIP*
*Tempo gencar menghantam PDIP. Publik pun paham sejak 2018 Tempo sudah berubah marwah*. Total Tempo menempatkan diri menjadi media pesanan. Karena majalah ini menjadi corong kepentingan. Dengan kemasan jurnalisme investigatif ciamik masa lalu, Tempo memainkan jurusnya.

*Posisi Tempo yang selalu menyembunyikan sumber berita, dan mengolah imajinasi* menjadi seolah data, membuatnya seolah memiliki sumber kredibel. Keterlibatan Juliari Batubara dalam kasus Bansos, dijadikan sebagai starting point untuk menyerang PDIP. Yang pada titik kulminasinya bertujuan untuk menjungkalkan Presiden Jokowi. Karena Tempo berpikir bahwa PDIP adalah kekuatan utama pendukung Jokowi.

*Posisi Tempo sejak Pilpres 2019 telah menunjukkan kebencian sepenuhnya terhadap Presiden Jokowi.* Cover Pinokio Tempo menjadi contoh pembusukan terhadap Jokowi. Juga terkait KPK, Tempo berdiri di sisi Novel Baswedan – sang penjaga Anies Baswedan.

Keterkaitan posisi partisan Tempo menyebabkan Tempo tidak akan pernah mengusik Anies Baswedan, termasuk soal setoran duit ratusan miliar untuk Formula-E. Belum lagi dugaan soal Bansos DKI Jakarta. Bahkan penggunaan uang Covid-19 senilai Rp9 triliun oleh Anies tidak pernah jelas, juga tidak diberitakan oleh Tempo.

*Sebaliknya, setitik noktah Jokowi akan dijadikan pintu untuk menyerang Pemerintahan Jokowi.* Bahkan konflik internal Partai Demokrat pun Tempo giring seolah menjadi masalah Jokowi, caranya dengan membusukkan Moeldoko.

Itulah Tempo. Dendam kesumat para bohir alias oposan Jokowi yang gagal membangun sentimen negatif terhadap pemerintahan Jokowi melalui opini liar Tempo dilanjutkan hingga sekarang. Tempo adalah alat bagi mereka.

*Serangan akhir Tempo dalam upaya membusukkan PDIP dengan menyeret para pentolan* seperti Herman Hery adalah upaya sistematis untuk menghancurkan kredibilitas Herman Hery. Bukan hanya Herman Hery, Tempo pun secara jelas menyeret seolah ada keterlibatan petinggi PDIP, yang disebut Tempo sebagai Madam yang jelas mengarah ke Puan Maharani.

*Tempo berusaha menggiring opini agar publik melihat PDIP sebagai partai yang tidak layak* untuk didukung. Seluruh strategi dan upaya Tempo lakukan, termasuk mengundang Herman Hery dan mewawancarai aparat hukum. Namun semua narasumber disimpan oleh Tempo. Publik dibodohi oleh Tempo yang membuat narasi sesuai dengan imajinasi Tempo, yang dikemas dengan jurnalisme pesanan.

*Upaya Tempo melakukan pembusukan terhadap PDIP gagal total*. Hasil survei terakhir tentang elektabilitas partai politik menunjukkan PDIP tetap sebagai parpol teratas. Survei Parameter Politik menunjukkan bahwa PDI Perjuangan tetap memiliki elektabilitas tertinggi dibanding partai politik lainnya yaitu 25,1 persen.

*"PDIP sementara masih menjadi partai dengan elektabilitas tertinggi 25,1 persen disusul Golkar* dengan 11,2 persen dan Gerindra 10,9 persen," demikian data rilis survei Parameter Politik, Senin (22/2/2021).

*Lembaga survei lain juga menempatkan PDIP sebagai partai yang dipilih oleh rakyat*. Lembaga Survei Indonesia (LSI) merilis hasil yang sama, yakni menempatkan PDIP sebagai partai teratas dengan 20,1%.

“PDIP 20,1%, Gerindra (11%), Golkar (8,3%), PKS (6,8%), PKB (6,7%), Demokrat (4%), Nasdem (2,5%), PAN (2,5%), PPP (1,5),” kata Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif LSI, di Jakarta, Senin (22/2/2021).

*Hasil survei Lembaga Survei Indometer menunjukkan elektabilitas PDIP masih teratas yakni 22,3* persen jauh mengungguli Gerindra 13,5 persen dan Golkar 8,3 persen. Termasuk hasil survei Litbang Kompas pun masih menempatkan PDIP sebagai partai yang paling dipilih oleh rakyat.

*Dengan demikian hasil survei di tengah gempuran Tempo yang membuat opini liar tak berdasar* lewat pembusukan kader dan pimpinan PDIP oleh Tempo tidak membuahkan hasil. Tempo justru di mata rakyat menjadi  media pesanan. Tempo gagal membobongi rakyat yang telah paham dengan cara-cara culas Tempo dalam mengolah opini seolah fakta dan peristiwa. Hingga upaya pembusukan Tempo terhadap PDIP pun gagal total. (Penulis: Ninoy Karundeng).

Tuesday, February 23, 2021

Eko Kuntadhi Ungkap Kronologi Sebenarnya Kasus Nakes Pematang Siantar

*Eko Kuntadhi Ungkap Kronologi Sebenarnya* *Kasus Nakes Pematang Siantar*
Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Eko Kuntadhi dalam akun Twitternya mengungkap kronologi sebenarnya soal 4 tenaga forensik yang terjerat pasal penistaan agama. Menurut Eko Kuntadhi hentikan kriminaslisasi nakes RSUD Pematang Siantar menggunakan pasal penistaan agama.

Tanggal 20 September 2020, seorang pasien bernama Zakiyah meninggal di RSUD Djasemen Saragih, Pematang Siantar. Pasien menderita beberapa penyakit dalam dan dinyatakan suspect Covid-19.

Suami korban, Fauzi mulanya menolak jenazah istrinya dimandikan nakes lelaki. 
Nah...pihak nakes meminta Fauzi mencari orang lain.

Karena harus cepat diurus, pihak nakes memberi waktu satu-dua jam kepada Fauzi untuk mencari tenaga yang bisa memandikan jenazah. 
Akan tetapi Fauzi tidak bisa menghadirkan orang tersebut.

Kemudian Fauzi menandatangani surat persetujuan, memberi izin jenazah istrinya dimandikan nakes. 
Prosesi pemandian dilakukan, setelah mendapat persetujuan dari suami almarhumah.
Namun belakangan,
Entah mengapa tiba-tiba Fauzi kembali mempermasalahkan kenapa yang memandikan istrinya adalah nakes lelaki?! 
Padahal sejak awal Fauzi sudah tahu, TIDAK ada nakes perempuan di bagian forensi RSUD tersebut.

Protes Fauzi makin menggema, setelah isu agama digoreng luar biasa!!

Dirut RSUD yang memang bukan definitif, langsung dipindahkan. 
Ia adalah staf Dinkes Pemkot. 
Sementara,
Karena tekanan ke-4 Nakes tersebut langsung dijadikan tersangka. Penetapan ini didasarkan pada pendapat MUI Pematang Siantar.

Pihak nakes dan rekan sejawat berkali-kali mendatangi suami almarhumah untuk mengklarifikasi kasus ini. Mereka hanya menjalankan tugas sesuai (Prokes) protokol kesehatan. Mereka ingin melindungi keluarga almarhumah agar tidak tertular Covid-19.

Akan tetapi Fauzi ngotot. 
Tetap meminta mereka dihukum. 
Kengototan Fauzi ditambah dengan desakan tokoh berpaham Radikal disana yang semakin membakar dengan isu agama. 
Suasana semakin panas!! 
Seolah-olah para nakes itu sengaja memandikan jenazah untuk melecehkan agama. Padahal itu adalah tugas mereka.

Dan tidak ada nakes wanita di bagian Forensik. Dari keempat nakes itu, 1 PNS. Dan 3 tenaga honorer. Pasal yang dikenakan dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara.

Namun mereka belum ditahan. 
Alasan polisi, karena jasanya masih dibutuhkan. 
Gila!! 
Orang yang jasanya masih dibutuhkan tapi dijerat dengan kriminalisasi begitu.

Semua orang juga tahu, suasana Covid-19 adalah kondisi darurat. 
Kita tidak bisa menggunakan logika normal. 
Mereka hanya petugas kesehatan. 
Bukan ahli agama yang tahu tata cara memandikan jenazah sesuai fiqh. 
Tetapi mereka hanya jalani tugas. Gak ada secuilpun niatan menista agama.

Kasus ini terus bergulir karena desakan kelompok-kelompok yang berfikir Radikal. 
Kelompok yang selalu mempertentangkan semuanya dengan dalih agama.

Mereka diberi ruang oleh MUI daerah untuk berkiprah. Mestinya aparat keamanan tidak boleh kalah oleh tekanan seperti ini. 
Polanya selalu sama. 
Kita ingat kasus Ahok. 
Menggunakan massa juga untuk menekan hukum.

Kasus Ibu Meliana di Tanjung Balai, juga menggunakan massa. 
Sampai membakar rumah dan vihara. 
Kini masalah yang sama menimpa nakes di RSUD. Pola dan logikanya sama.
EditC.310
Source : https://arrahmahnews.com/2021/02/23/eko-kuntadhi-ungkap-kronologi-sebenarnya-kasus-nakes-pematang-siantar/

Monday, February 22, 2021

Kenapa kelapa gading ga banjir,Ternyata ada Ibu Dewan ...

*Kenapa kelapa gading ga banjir,*
*Ternyata ada Ibu Dewan...*
*Contoh kerja nyata:*
*Alhamdulillah Kelapa Gading ga banjir ...*Ternyata bu dewan Tina Toon, udah mempersiapkan pencegahan banjir:
-" Selamat Siang semuanya , semoga sehat dan semangat selalu , Ijin sy (tina toon) pansus banjir dprd dki jakarta fraksi PDIP , menyampaikan progres perjuangan penanganan banjir di klp gdg , aetelah sidak dan kordinasi bbrp hal sdh dikerjakan , ada yg sdh kt dorong di 2020 dan masuk di 2021 programnya ada jg yg long term dan multi years ... 

*Untuk pompa ,2020 bisa banjir terus2an krn banyak pompa yg rusak dan tdk standby,* skrg untuk pompa ada 7 lokasi punya SDA dan 4 lokasi punya sumarecon ... yg punya SDA semua skrg sdh nyala setiap banjir (kordinasi terus dgn satpel) dan yg rusak sdh beres termasuk yg KGT Don Bosco baru selesai 2/2/21 dan 2021 masuk pompa betik dan artha gading dgn kekuatan yg sangat besar dan sangat membantu🙏🏻 Pompa mobile dan apung serta jets semua standby sedot genangan jika hujan besar (ada 21 milik sda jakut dan program tahun ini masuk ditambah) 🙏🏻

*Untuk saluran PHB , kmren 2020 bisa genangan parah* , krn pada saat pembangunan tol banyak saluran PHB rusak , jadi meskipun pompa jalan air dan pintu air dibuka tdk mengalir semestinya , 2021 salurannya sdh diperbaiki di Klp gdg barat dan pegangsaan 2 utk aliran ke kali betik , yg KGB sdh hampir rampung yg PG2 masih on progress tetapi Juni 2021 proyek tol wajib selesai , mdh2an beres smua . Untuk saluran jg dilakukan pengurasan , grebek lumpur , beres2 sampah dll ... depan mkg jg sdh di normalisasi jd 1 meter jd lebih lebar.

*Untuk kerukan kali jalan terus , skrg alat berat ada 2* , 2021 sdh masuk utk ditambah , kmren nias , hibrida , dpn batavia , dll sdh dikeruk dan masih jalan terus , termasuk pemberesan sampah dan grebek lumpur di kali2 dan di ujung kali kresek , jg kt slalu monitor dan kordinasi petugas biru dan orens melingkar apalagi slama musim puncak hujan

*Untuk klp gdg timur yg depan mkg selalu banjir sdh di bikin kolam kolakan* dari 11 sdh rampung 5 , yg ke 6 stngah , kt dorong cepat krn lumayan banget utk nampung air biar ga tumpah ke jalanan krn disitu slalu tinggi air nya

*Untuk jalanan rusak krn banjir itu jg memang banyakan di lokasi2 pembangunan tol* , sdh kordinasi dgn kecamatan dan binamarga utk segera di bereskan , yg bukan proyek tol bisa permanen , namun utk yg di proyek tol  rusak2 lg krn masih tahap pembangunan , tetapi slalu diupayakan pembetulan sementara untuk kenyamanan akses warga 

*Berikutnya yg kita kawal dan dorong habis yg masuk di 2021* (sdh diperhatikan ketua dprd dan ketua komisi D jg krn kebtulan satu fraksi 😋) adalah pompa betik dan artha gading , kerukan kali sunter , kali betik dan kali kresek skala besar, dan pintu air nias 3 (sdh tinjauan jd kmren) 

*Dengan upaya selama ini , jika hujan LOKAL* , sangat membantu kmren debit air besar 5-6 jam hujan besar masih bisa tertangani , hanya genangan di saluran yg tol rusak itu di KGB Holland dan PG2 5-10cm , dan bbrp titik jg di pompa mobile surut cepat , TAPI JIKA Hujan Rata dan kt dpt kiriman dr timur dan pintu air pulogadung siaga , kemungkinan kt masih harus siaga banjir , krn PR Besar adalah NORMALISASI 13 sungai di Jakarta , klo utk klo gdg kt harusnya normalisasi cakung lama biar lebar (kt perjuangkan terus jg) tapi memang itu dibutuhkan political will dari gubernur dan pemprov apalagi yg berurusan dgn wilayah2 lain , semoga semua sehat slalu dan tahun ini penanggulangan banjir bs maksimal , dan mohon doanya utk perjuangan yg masih butuh extra effort utk di dorong 🙏🏻 utk update dll bisa cek Instagram @tinatoon5 yaaa terimakasih"-

Berbutut Panjang...! Hina Presiden, Akhirnya Rocky Gerung Ditangkap Polisi ??

*Catat: _Video ini tidak ada intrupsi iklan_*
Berbutut Panjang...! Hina Presiden,
Akhirnya Rocky Gerung Ditangkap Polisi ?? 
*Berita Actual Dan Terpercaya,Perlu Anda Baca Segera Di *

[Rm Benny] Art 1,Celaka Kritik Di Ruang Demokrasi, Rocky Gerung Kebablasan ?? !! Art 2 [ Rm Felix S] Mengatasi Kritikan Yang Pedas

Art 1
*Catet: _Sepanjang Video Ini Tidak Ada Instrupsi Iklan._*
*Celaka Kritik Di Ruang Demokrasi,* 
*Rocky Gerung Kebablasan*

Art 2
*MENGATASI KRITIKAN YANG PEDAS*

Ada seorang ibu yang sangat hebat di bidang keuangan.  Karena keahliannya itu,  sebuah perusahaan besar merekrutnya dengan mempercayakan seluruh urusan finansial kepadanya.  Pekerjaannya sangat bagus sehingga bosnya senantiasa memberikan kepadanya beberapa kepercayaan lainnya. 

Pada suatu hari ibu itu menelefon saya dengan sesenggukan  karena berusaha menahan air matanya : “Romo, saya telah berhenti dari perusahaan di mana saya bekerja  sekarang ini ?” Ibu itu kelihatan sangat terpukul. Saya pun bertanya : “Mengapa bu ?”. Ia menjawab : “Bekerja  di perusaaan ini tidak nyaman. Saya tidak tahan menghadapi banyak kritikan yang tak beralasan dan isu-isu yang tidak mendasar dari rekan-rekan kerja saya. Mereka iri hati dengan saya sehingga sering menuduh saya mencuri hati bos saya. Apapun yang saya lakukan adalah salah bagi mereka.  Apa yang dikatakan mereka di depan saya akan berbeda di belakang saya”. Saya hanya dapat menasihatinya : “Bu, bekerja di mana saja dan bergabung dalam komunitas apa saja pasti ada orang-orang iri hati di sana”.

Selama kita hidup dan bersosialisasi pasti senantiasa ada krititikan terhadap kita. Kritikan itu kadang-kadang adil, tetapi kebanyakan tidak adil. Kritikan yang tidak adil dan tidak proporsional akan menciptakan stres dalam hati dan pikiran kita.

Kritikan yang tak mendasar itu juga akan menciptakan ketegangan dalam relasi yang mungkin sudah lama kita bangun.  Di tempat kerja atau di dalam relasi dengan sesama pasti senantiasa ada yang berbicara negatif tentang diri kita atau  menyalahkan kita untuk sesuatu yang tidak kita buat. Ia juga sering membangkitkan isu yang tidak benar. Tujuannya adalah membuat kita kelihatan jelek di mata orang.  Kebanyakan kritikan tidak akan banyak membantu kita untuk maju. Kritikan-kritikan itu dimaksudkan untuk membuat kita terpuruk.

Kritikan yang konstruktif tentu akan membantu kita untuk melihat beberapa area yang perlu kita kembangkan. Namun demikian, kebanyakan dari kritikan tidak dimaksudkan untuk membangun Kepribadian kita. Kebanyakan kritikan tidak menjadi berkat bagi kita.  Kebanyakan krititikan ditujukan untuk menyerang  kita.

Kritikan yang tidak beralasan itu sebenarnya berasal dari keirihatian. Kritikan tersebut berasal dari roh persaingan. Kita mempunyai sesuatu yang istimewa yang tidak orang lain punyai.   Mereka  yang iri hati tidak akan bahagia dengan kelebihan kita.  Mereka mencoba menutupi ketidakamanan mereka dengan menjadi suka mengkritik, pedas, sinis, dan congkak kepada kita. 

Untuk tidak menjadi terpuruk karena banyaknya kritik yang tidak beralasan, kita harus menyadari bahwa kritikan tersebut akan mengiringi keberhasilan kita. Semakin kita berhasil, semakin banyak kritikan yang kita hadapi. Tidak semua orang akan merayakan  kemenangan kita.  Banyak orang tidak akan menyanyikan pujian atas kesuksesan kita.  Sebaliknya, keberhasilan kita justru membangkitkan keirihatian. Lebih banyak kritikan daripada apresiasi yang akan kita terima. Selain itu, kita harus menyadari bahwa kritikan-kritikan yang pedas itu sebenarnya tidak selalu ditujukan kepada kita, tetapi kepada orang-orang yang dekat dengan kita ataupun yang mempunyai relasi dengan kita. Karena itu, jangan terlalu memasukkan ke dalam hati kritikan-kritikan yang pedas dan tak beralasan. Kita hendaknya terus melangkah maju walaupun kritikan-kritikan tersebut terus menyerang sehingga kita tetap mencapai sesuatu yang lebih tinggi, lebih baik, dan lebih bermanfaat.

Salam Tangguh
Romo Felix Supranto, SS.CC

Sunday, February 21, 2021

Menteri PUPR Jengkel Anies Susah Diajak Kerja Sama Soal Banjir Jakarta, DS: Bukan Susah, Emang Anies Gak Ngerti

*Menteri PUPR Jengkel Anies Susah Diajak Kerja Sama Soal Banjir Jakarta,* 
*DS: Bukan Susah, Emang Anies Gak Ngerti*

Pegiat Media Sosial Denny Siregar
JAKARTA, NETRALNEWS.COM – *Bencana banjir yang tidak pernah hilang dari Jakarta* membuat masyarakat lelah. Namun, menurut Sekertaris Jendral PDIP Hasto Kristianto, pemerintah pusat melalui Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sudah berusaha untuk bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta menangani banjir.

*Hanya saja, Menteri Basuki, kata Hasto mengeluh karena susah bekerjasama dengan Anies* Baswedan untuk tangani banjir di Jakarta ini. Pegiat media sosial, Denny Siregar pun ikut berkomentar. Menurutnya, Anies bukan susah diajak bekerjasama, karena sebenarnya Anies tidak mengerti apa yang dimaksud Menteri Basuki.

“Bukan susah kerjasama, pak Bas.. Emang doi gak ngerti apa yang pak Bas maksud.

*Harusnya kalo ngobrol ama @aniesbaswedan pake kelir, baru doi ngangguk2,” tulis Denny* di akun Twitternya, Minggu (21/2/2021).

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono sempat marah-marah karena sulit bekerja sama dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menangani banjir Jakarta.

*"Pak Basuki, Menteri PU pun sampai marah-marah karena betapa sulitnya bekerja sama* dengan pemimpin DKI tersebut,” ungkap Hasto.

*Hal itu disampaikannya sebelum memulai acara Program Gerakan Penghijauan dan Bersih-Bersih* Daerah Aliran Sungai (DAS), Cinta Ciliwung Bersih, di Waduk Cincin, Jakarta Utara, Minggu (21/2/2021).

*Karena menurut Hasto, banjir sangat merugikan warga*. Dia pun bisa merasakan bagaimana kerugian warga yang terdampak banjir.

Pasalnya, kediaman Hasto di Villa Taman Kartini, Bekasi, pun ikut kebanjiran. Ini sudah tahun ketiga dia merasakan kebanjiran.

“Selain lumpur di mana-mana, barang rusak, yang paling membuat khawatir adalah ular sering terbawa. Selain itu kecoa ada dimana-mana. Tempat menjadi terasa kumuh dan tentu saja ancaman penyakit," ucap Hasto.

*"Jadi saya bisa merasakan betapa susahnya warga Jakarta yang sering terdampak banjir,"* imbuhnya.
*Catat: Video ini tidak ada intrupsi iklan,tdk tersimpan di hp Anda*
*DUA BELAS KETOLOLAN* 
*GUBERNUR ANIES Dan dimana DPRD-nya ?*
*Kami selalu menyuarakan pikiran Rakyat*

*Catat: Video ini tidak ada intrupsi iklan,dan tdk memenuhi bandwiht di hp Anda*
*Gubernur Seiman Tapi Amburadul*
*Kami selalu menyuarakan pikiran Rakyat*
*Catat: Semua Video situs  WAKILRAKYAT.IniOK.com tidak ada intrupsi iklan.*
*Kalau Cuma Ngecat Genteng,* 
*Ngak Usah Jadi Gubernur DKI*
*Kami selalu menyuarakan pikiran Rakyat*


BERKAT BANJIR, DENDAM KESUMAT ANIES KEPADA JOKOWI TERBONGKAR

 

*BERKAT BANJIR, DENDAM KESUMAT ANIES* 
*KEPADA JOKOWI TERBONGKAR*
*Yang jadi korban Kota Jakarta & Rakyatnya.*
*Saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Jokowi mati-matian mengendalikan banjir.* Pengerukan sungai, penggalian dan pelebaran sungai, normalisasi waduk dan pembebasan bantaran kali dari rumah-rumah liar dilakukan secara membahana. Tetapi usaha Jokowi itu tidak maksimal. Ada satu kendala. Koordinasi, dukungan dan sinergi dari pemerintah pusat yang saat itu dikendalikan oleh SBY dan Demokratnya berjalan macet.

*SBY dan Demokratnya berbeda haluan politik dengan Jokowi*. Jokowi yang dari PDIP-Megawati merupakan lawan politik dari Demokrat-SBY. Jika SBY-Demokrat mendukung penuh Jokowi di DKI dan sukses, maka yang beruntung adalah Jokowi dan PDIP. Inilah intrik politik yang membuat DKI Jakarta menjadi korban.

*Pengalaman Jokowi yang didera oleh intrik politik itu kemudian bersuara lantang.* “Lebih mudah mengendalikan banjir dan membenahi kemacetan Jakarta bila dia menjadi Presiden”, ujar Jokowi dengan optimis lima tahun lalu, Februari 2014. Menurut Jokowi, seorang presiden akan mudah mengatur dan memerintahkan kepala daerah di kawasan Jabodetabek untuk bekerja sama.

*Lalu mengapa setelah menjadi Presiden, Jokowi terlihat tak bisa berbuat apa-apa* membenahi Jakarta? ( lanjutkan baca berita menarik di bawah ini....👳👴👵👇 )
*Ternyata pembiaran banjir di Jakarta adalah bagian dendam kesumat Anies dan kaum kadrun* kepada Jokowi. Dendam kesumat Anies dan kaum kadrun itu disebabkan oleh empat hal. Pertama, pemecatan Anies dari kursi Menteri Pendidikan oleh Jokowi, kedua, gagalnya Jokowi dilengserkan lewat kasus Ahok, ketiga pembubaran ormas HTI yang memukul impian pembentukan khilafah di Indonesia dan keempat pembubaran efpei.

*Saya tidak akan fokus mengulas empat alasan dendam Anies dan pendukungnya di atas*, tetapi saya fokus membahas dampak dari dendam Anies kepada Jokowi. Dendam kesumat Anies dan pendukungnya itu membuat pembenahan Jakarta terkendala. Jika tahun 2012-2014 kendala ada di pemerintah pusat, kini justru kendala ada di pemerintah Pemprov DKI.

*Sejak tahun 2017, gubernur DKI Jakarta bukan lagi Ahok.* Padahal ketika Jokowi naik menjadi Presiden, ia mengharapkan Ahok yang tetap menjadi gubernur. Ahok sangat loyal kepada Jokowi. Ketika Jokowi sukses menjadi Presiden, Ahok semasih gubernur DKI, pembenahan Jakarta dan pengendalian banjir sudah sangat terarah.

*Dalam hal mengendalikan kemacetan, pembangunan MRT, LRT dan pengembangan bus* Transjakarta, kebijakan three in one, penghapusan armada bus tua dan seterusnya sudah dimulai sejak era Jokowi dan diteruskan oleh Ahok. Hasilnya MRT, LRT, Transjakarta, sudah sangat dinikmati saat ini. Namun berhenti sampai di situ. Kebijakan Anies soal penanganan macet yang baru nol sama sekali. Anies hanya asyik dengan kebijakan ganjil-genapnya.

*Terkait soal pendendalian banjir, kebijakan Jokowi-Ahok sudah dimulai ketika waduk-waduk* dibangun, normalisasi sungai dan pemindahan penduduk dari bantaran sungai ke rumah-rumah susun dilakukan. Namun ada dua rencana besar yang baru dan bahkan dimulai di era Jokowi-Ahok. yakni normalisasi kali Ciliwung dan pembuatan waduk super raksasa di Pantai Utara Jakarta.

*Rencana Jokowi-Ahok kala itu adalah meminjam dana besar dari World Bank.* Lewat dana yang dipinjam dari World Bank, kampung-kampung kumuh di seluruh bantaran kali Ciliwung akan direvitalisasi total. Warga yang tergusur akan diberikan rumah murah dan lapangan kerja yang memadai. Dana dari World Bank ini akan dikucurkan lewat jaminan pemerintah pusat kepada Pemprov DKI.

*Lalu apa yang terjadi? Belum sempat dana itu dicairkan,* ternyata yang menjadi Gubernur DKI Jakarta 2017 adalah Anis Baswedan, menteri pecatan Jokowi. Anies saat maju menjadicagub, aliran politiknya sudah berbeda total dengan Jokowi. Anies kemudian tidak lagi meneruskan progam Jokowi-Ahok, tetapi sebaliknya ia menghentikan normalisasi sungai dan menggantinya dengan naturalisasi sungai.

*Selama dua tahun Anies menjadi Gubernur, normalisasi sungai dihentikan.* Anies malah memangkas anggaran Rp 500 miliar untuk penanggulangan banjir dan mengalihkannya untuk program Formula E, ajang balap internasional. Anies dan pendukungnya paham bahwa setiap Jakarta banjir, maka pihak yang akan disalahkan adalah Jokowi sebagai Presiden. Inilah niat jahat Anies kepada Jokowi sebagai bentuk balas dendam.

*Ketika program normalisasi total kali Ciliwung digagalkan dan dicuekkan Anies*, rencana besar Jokowi yang kedua juga gagal total. Jokowi-Ahok sudah merencanakan program tanggul raksasa sebagai solusi total mengatasi banjir. Seiring dengan tanggul raksasa, maka program reklamasi Pantai Utara Jakarta juga akan dibangun besar-besaran.

Jokowi bermimpi bahwa ketika program kali Ciliwung berhasil dilakukan, maka air akan mengalir langsung ke waduk super raksasa yang ada pada proyek reklamasi. Dari sana akan dipompa oleh puluhan bahkan ratusan mesin pompa raksasa ketika musim hujan tiba. Namun ketika musim kemarau, air waduk akan diolah menjadi sumber bahan baku air bersih.

*Lalu apa yang terjadi? Lagi-lagi terkendala oleh dendam kesumat Anies Baswedan.* Anies selaku penguasa DKI dengan berlindung di balik Undang-undang otonomi daerah berhak membatalkan proyek reklamasi dan membuang ke tong sampah ide waduk super raksasa Jokowi-Ahok. Bukan hanya membuang ide pompa raksasa ke laut, Anies malah memunculkan ide super dungu bahwa air hujan itu harus dimasukkan ke bumi lewat vertical drainase atau lubang resapan. Hasilnya gagal total.

Lagi-lagi warga DKI Jakarta, menjadi korban dendam Anies dan kaum kadrun kepada Jokowi. Ternyata jika normalisasi kali Ciliwung, pembuatan waduk super raksasa Pantai Utara Jakarta sukses dan didukung total Anies, maka yang dipuji habis adalah Jokowi. Hal ini sama sekali tidak diterima oleh Anies dan pendukungnya.

*Janji Jokowi bahwa pembenahan Jakarta akan lebih mudah ketika ia menjadi Presiden* gagal ditepati. Ternyata janji Jokowi itu hanya bisa terlaksana bila Ahok yang tetap menjadi gubernur dan bukan Anies. Anies malah sengaja menghalangi janji Jokowi itu agar tidak pernah bisa ditepati untuk memuaskan dendam kesumatnya.

*Jelas demi dendam kesumatnya kepada Jokowi, Anies rela membuat Jakarta tenggelam* karena banjir. Anies tidak ingin membuat Jakarta bebas dari banjir. Anies bahkan senang jika Jakarta banjir karena ia bisa mengejek habis Jokowi. Anies mengejek Jokowi. Hanya Anies yang bisa mengatasi banjir jika ia menjadi Presiden tahun 2024 mendatang.

*Jadi sekarang berkat banjir, dendam kesumat Anies kepada Jokowi terbongkar.* Warga Jakarta dan seluruh rakyat Indonesia bisa melihat sendiri dampak dari dendam kesumat Anies dan pendukungnya itu kepada Jokowi. Jakarta tenggelam. Tragis kura-kura.
(salam Seword, Asaaro Lahagu)

*Catat: Video ini tidak ada intrupsi iklan,tdk tersimpan di hp Anda*
*DUA BELAS KETOLOLAN* 
*GUBERNUR ANIES Dan dimana DPRD-nya ?*
*Kami selalu menyuarakan pikiran Rakyat*

*Catat: Video ini tidak ada intrupsi iklan,dan tdk memenuhi bandwiht di hp Anda*
*Gubernur Seiman Tapi Amburadul*
*Kami selalu menyuarakan pikiran Rakyat*


*Catat: Semua Video situs  WAKILRAKYAT.IniOK.com tidak ada intrupsi iklan.*
*Kalau Cuma Ngecat Genteng,* 
*Ngak Usah Jadi Gubernur DKI*
*Kami selalu menyuarakan pikiran Rakyat*


Gawat Bos ! Bossman Bongkar Armada Laut Hebat Intip Indonesia, Ada Amerika Dan Cina.

*Catet: _Sepanjang Video ini tidak ada intrupsi iklan_.*
*Gawat Bos ! Bossman Bongkar Armada Laut
*Hebat Intip Indonesia, Ada Amerika Dan Cina*.

*Selamat Mendengarkan Analisis Politik INI :*

*NEWS.IniOK.com*




Saturday, February 20, 2021

Presiden Jokowi Hadiri Perayaan Imlek Nasional Tahun 2021

*Presiden Jokowi Hadiri Perayaan* 
*Imlek Nasional Tahun 2021*
Presiden Joko Widodo menghadiri Perayaan Imlek Nasional 2021 yang digelar pada Sabtu, 20 Februari 2021, secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

*Dalam perayaan yang kali ini mengangkat tema "Untukmu Negeri, Kami Berbakti dan Peduli"* tersebut Presiden Joko Widodo menyampaikan ucapan selamat berhari raya kepada segenap warga Tionghoa di seluruh Tanah Air.

"Saya menyampaikan ucapan selamat Hari Raya Imlek ke-2572. Selamat memasuki tahun baru kerbau di tahun 2021," ujarnya yang tampak mengenakan pakaian changshan berwarna merah.

Tahun baru Imlek kali ini ditandai dengan shio kerbau logam yang memiliki makna pekerja keras, tekun, memiliki kesabaran tinggi, dan terencana untuk mencapai kemajuan. Dengan filosofi itu pula bangsa Indonesia pada tahun ini terus berupaya untuk berhasil menghadapi tantangan-tantangan yang ada.

*"Kekuatan, keberanian, keteguhan, dan kedisiplinan kerbau harus kita tunjukkan* untuk menyelesaikan tantangan-tantangan yang ada, yaitu krisis pada saat ini. Penanganan permasalahan kesehatan akibat pandemi Covid-19 harus terus dilakukan," kata Presiden.

Pendisiplinan menerapkan protokol kesehatan 3M dan 3T, PPKM berskala mikro, dan vaksinasi harus dilakukan secara cepat, tepat, dan efektif. Semua kekuatan bangsa harus dikerahkan untuk bersama-sama mengupayakan hal tersebut dan bergotong royong untuk menyelesaikan persoalan dan tantangan saat ini.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden kembali menerangkan soal kebijakan vaksinasi gratis yang ditujukan bagi kurang lebih 182 juta penduduk Indonesia. Saat ini pemerintah tengah menjalankan kebijakan tersebut yang bermula untuk para tenaga kesehatan dan kini sedang berlanjut untuk para pekerja publik.

*"Minggu ini sudah dilakukan untuk pelayan-pelayan dan pekerja publik baik itu guru*, lansia yang juga perlu kita prioritaskan, dan pekerja-pekerja di pasar-pasar dan pusat ekonomi. Kemarin sudah kita mulai di Pasar Tanah Abang, baru kemudian nanti menginjak masyarakat umum," ucapnya.

Upaya keras yang dilakukan bersama-sama juga harus dilakukan untuk menangani persoalan ekonomi sebagai dampak adanya pandemi ini. Pemerintah sendiri pada tahun 2020 lalu telah menggulirkan sejumlah bantuan sosial untuk masyarakat lapisan bawah yang amat terdampak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sekaligus meningkatkan daya beli. Kepala Negara memastikan, bantuan sosial tersebut akan tetap berlanjut di tahun 2021 ini.

Selain itu, kesempatan kerja juga harus dibuka seluas-luasnya di tengah banyaknya warga yang kehilangan pekerjaan selama masa pandemi ini. Hal inilah yang menurut Presiden Joko Widodo amat dibutuhkan masyarakat.

Oleh sebab itu, sejak beberapa waktu terakhir, Presiden telah menginstruksikan jajarannya untuk menjalankan program padat karya yang dapat *membuka peluang kerja tersebut sebanyak-banyaknya.* Namun, Presiden menggarisbawahi, perluasan kesempatan kerja yang dapat berjalan secara berkelanjutan justru berasal dari kalangan dunia usaha.

*"Kuncinya ada di situ. Kalau yang melakukan dari dunia usaha ini pasti akan berkelanjutan*, ini yang dibutuhkan oleh masyarakat," imbuhnya.

Untuk hal itulah sejumlah kebijakan tengah dijalankan pemerintah dalam rangka membangkitkan kembali sektor produksi untuk dapat berproduksi kembali sekaligus meningkatkan produksinya secara maksimal. Prioritas belanja pemerintah kini lebih diarahkan untuk pembelian produk-produk dalam negeri dan membangun ekosistem yang kondusif seperti dengan memberikan sejumlah insentif bagi dunia usaha.

Kepala Negara menekankan bahwa persoalan kesehatan dan perekonomian tidak dapat dipisah-pisahkan. Seluruh pihak harus berupaya keras bahwa bangsa Indonesia dapat bangkit dan keluar dari krisis pandemi saat ini dan menunjukkan bahwa kita dapat melakukan penanganan kesehatan dan membangkitkan ekonomi nasional.

*"Kuncinya adalah kebersamaan, gotong royong, sebagai bangsa besar*. Saya berharap di tahun kerbau ini kita bisa menggerakkan kekuatan besar, keberanian, dan kedisiplinan untuk melakukan lompatan-lompatan dan terobosan-terobosan baru dalam melakukan langkah-langkah berani yang baru agar kita bisa terlepas dari krisis kesehatan dan perekonomian," tandasnya.

Hadir secara langsung mendampingi Presiden Joko Widodo dalam acara tersebut ialah Sekretaris Kabinet Pramono Anung. Sementara Wakil Presiden Ma'ruf Amin, sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, Panglima TNI, Kapolri, pimpinan lembaga negara, para gubernur, hingga para tokoh lintas agama juga mengikuti jalannya acara secara virtual.

Bogor, 20 Februari 2021
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden
Website: https://www.presidenri.go.id

-*Selingan Lagu Untuk Pembaca , dapat memutar lagu sambil baca artikel di atas*_ 😍👇
*Catat: Video ini tidak ada intrupsi iklan.*
*Panbers,The Mercys , Dlloyd. Koes Ploes*
*LAGU.IniOK.com*

Tags

Analisis Politik (275) Joko Widodo (150) Politik (106) Politik Baik (64) Berita Terkini (59) Jokowi (58) Pembangunan Jokowi (54) Lintas Agama (31) Renungan Politik (31) Perang Politik (29) Berita (27) Ekonomi (25) Anti Radikalisme (24) Pilpres 2019 (23) Jokowi Membangun (22) Perangi Radikalisme (22) Pembangunan Indonesia (21) Surat Terbuka (20) Partai Politik (19) Presiden Jokowi (19) Lawan Covid-19 (18) Politik Luar Negeri (18) Bravo Jokowi (17) Ahok BTP (14) Debat Politik (14) Radikalisme (13) Toleransi Agama (12) Caleg Melineal (11) Menteri Sri Mulyani (11) Perangi Korupsi (11) Berita Hoax (10) Berita Nasional (9) Education (9) Janji Jokowi (9) Keberhasilan Jokowi (9) Kepemimpinan (9) Politik Kebohongan (9) Tokoh Dunia (9) Denny Siregar (8) Hidup Jokowi (8) Anti Korupsi (7) Jokowi Hebat (7) Renungan (7) Sejarah Penting (7) Selingan (7) imlek (7) Ahok (6) Health (6) Perangi Mafia (6) Politik Dalam Negeri (6) Gubernur DKI (5) Jokowi Pemberani (5) KPK (5) Khilafah Makar (5) Kisah Nyata (5) Lawan Radikalisme (5) NKRI Harga Mati (5) Negara Hukum (5) Partai PSI (5) Pengamalan Pancasila (5) Pilkada (5) Refleksi Politik (5) Teknologi (5) hmki (5) kota tangsel (5) natal (5) pengurus (5) peresmian (5) relawan (5) Anti Teroris (4) Bahaya Khalifah (4) Berita Baru (4) Dugaan Korupsi (4) Indonesia Maju (4) Inspirasi (4) Kebudayaan Indonesia (4) Lagu Jokowi (4) Mahfud MD (4) Menteri Pilihan (4) Pancasila (4) Pendidikan (4) Pileg 2019 (4) Politik Identitas (4) Sejarah (4) Tokoh Masyarakat (4) Tokoh Nasional (4) Vaksin Covid (4) Adian Napitupulu (3) Adudomba Umat (3) Akal Sehat (3) Analisa Debat (3) Artikel Penting (3) Atikel Menarik (3) Biologi (3) Brantas Korupsi (3) Breaking News (3) Covid-19 (3) Demokrasi (3) Dewi Tanjung (3) Hukum Karma (3) Karisma Jokowi (3) Kelebihan Presiden (3) Kesaksian (3) King Of Infrastructur (3) Lagu Hiburan (3) Makar Politik (3) Melawan Radikalisme (3) Musibah Banjir (3) Nasib DKI (3) Nasihat Canggih (3) Negara Maju (3) Negara Makmur (3) Nikita Mirzani (3) PKN (3) Pembubaran Organisasi (3) Pemilu (3) Pendidikan Nasional (3) Pendukung Jokowi (3) Penegakan Hukum (3) Poleksos (3) Politik Adudomba (3) Rekayasa Kerusuhan (3) Rencana Busuk (3) Revisi UUKPK (3) Sederhana (3) Tanggung Jawab (3) Testimoni (3) Tokoh Revolusi (3) Waspada Selalu (3) barongsai (3) jakarta (3) Ada Perubahan (2) Agenda Politik (2) Akal Kebalik (2) Akal Miring (2) Anggaran Pemprov (2) Antusias Warga (2) Arsitektur Komputer (2) Basmi Mafia (2) Basmi Radikalisme (2) Beda Partai (2) Berita Internasional (2) Budiman PDIP (2) Capres Cawapres (2) Cinta Tanah Air (2) Dasar Negara (2) Denny JA (2) Erick Thohir (2) Etika Menulis (2) Filsafat (2) Fisika (2) Free Port (2) Gerakan Budaya (2) Gereja (2) Himbauan (2) Information System (2) Isu Sara (2) Jaga Presiden Jokowi (2) Jalan Toll (2) Jenderal Pendukung (2) Jihat Politik (2) Jokowi Commuter (2) Jokowi Guru (2) Jokowi Motion (2) Kabinet II Jokowi (2) Kasus Hukum (2) Kasus Korupsi (2) Kehebatan Jokowi (2) Kemajuan Indonesia (2) Kemanusiaan (2) Kerusuhan Mei (2) Komputer (2) Komunikasi (2) Kriminalisasi Ulama (2) Langkah DPRD-DPR (2) Lawam Penghianat Bangsa (2) Lawan Fitnah (2) Mafia Indonesia (2) Media Sosial (2) Menteri Susi (2) Merakyat (2) Miras (2) Motivasi (2) Nilai Rupiah (2) Olah Raga (2) Opini (2) Pembangunan Pasar (2) Pemimpin Pemberani (2) Pengadilan (2) Pengatur Strategi (2) Penjelasan TGB (2) Penyebar Hoax (2) Perangi Terroriis (2) Pidato Jokowi (2) Political Brief (2) Politik ORBA (2) Program Jokowi (2) Raja Hutang (2) Relawan Jokowi (2) Ruang Kesehatan (2) Sampah DKI (2) Selengkapnya (2) Sertifikat Tanah (2) Simpatisan Jokowi (2) Suka Duka (2) Sumber Kekuasaan (2) Survey Politik (2) Tegakkan NKRI (2) Tenaga Kerja (2) Tirta Memarahi DPR (2) Toll Udara (2) Transparan (2) Ucapan Selamat (2) Ulasan Permadi (2) Ultah Jokowi (2) Undang Undang (2) amandemen (2) jokowi 3p (2) jokpro (2) news (2) perjuangkan (2) Adek Mahasiswa (1) Aksi Gejayan (1) Aksi Makar (1) Alamiah Dasar (1) Ancaman Demokrasi (1) Andre Vincent Wenas (1) Anggarana Desa (1) Anies Dicopot (1) Ansor Banten (1) Antek HTI (1) Anti Cina (1) Anti Terrorris (1) Anti Vaksin (1) Anti Virus (1) Arti Corona (1) Aset BUMN (1) Atheis (1) BIN (1) BTP (1) Bahasa Indonesia (1) Bahaya Isis (1) Bangkitkan Nasionalisme (1) Bangsa China (1) Bank Data (1) Bantu Dishare (1) Basuki Tjahaya Purnama (1) Bawah Sadar (1) Bencana Alam (1) Berani Karena Jujur (1) Berani Melapor (1) Binekatunggal Ika (1) Bintang Mahaputera (1) Bisnis (1) Bongkar Gabeneer (1) Bravo Polri (1) Bravo TNI (1) Budiman Sujatmiko (1) Bumikan Pancasila (1) Bunuh Diri (1) Busana (1) Buya Syafii Maarif (1) Calon Menteri (1) Cari Panggung Politik (1) Cctvi Pantau (1) Cendekia (1) Croc Brain (1) Cudu Nabi Muhammad (1) Cybers Bots (1) Daftar Tokoh (1) Dagang Sapi (1) Danau Toba (1) Data Base (1) Demo Bingung (1) Demo Gagal (1) Demo Mahasiswa (1) Demo Nanonano (1) Demokrasi Indonesia (1) Deretan Jenderal (1) Dewan Keamanan PBB (1) Digital Divelovement (1) Dosa Kolektif (1) Dubes Indonesia (1) Ekologi (1) Extrimis (1) FBR Jokowi (1) Faham Khilafah (1) Filistinisme (1) Filosofi Jawa (1) Fund Manager (1) G30S/PKI (1) GPS Tiongkok (1) Gagal Faham (1) Gaji Direksi (1) Gaji Komisaris (1) Gaya Baru (1) Gelagat Mafia (1) Geografi (1) Gerakan (1) Gerakan Bawah Tanah (1) Gibran (1) Grace Natalie (1) Gubernur Jateng (1) Gus Nuril (1) Gusti Ora Sare (1) HTI Penunggang (1) Hadiah Tahun Baru (1) Hari Musik Nasional (1) Hiburan (1) Hukuman Mati (1) Hypnowriting (1) Identitas Nusantara (1) Illegal Bisnis (1) Ilmu Pengetahuan (1) Ilusi Identitas (1) Imperialisme Arab (1) Indonesia Berduka (1) Indonesia Damai (1) Indonesia Hebat (1) Injil Minang (1) Intermezzo (1) Internet (1) Intoleransi (1) Investor Asing (1) Islam Nusangtara (1) Istana Bogor (1) Isu Agama (1) Isu Politik (1) J Marsello Ginting (1) Jadi Menteri (1) Jalur Gaza (1) Jangan Surahkan Indonesia (1) Jembatan Udara (1) Jenderal Moeldoko (1) Jenderal Team Jkw (1) Jilid Milenial (1) Jiplak (1) Jokowi 3 Periode (1) Jokowi Peduli (1) Jualan Agama (1) Jurus Pemerintah (1) Jusuf Kalla (1) Kadrun (1) Kambing Hitam (1) Kampus Terpapar Radikalisme (1) Kasus BUMN (1) Kasus Keluarga (1) Kebusukan Hati (1) Kecelakaan (1) Kehilangan Tuhan (1) Kehilangan WNI (1) Kekuasaan (1) Kekuatan China (1) Kemengan Jokowi (1) Kena Efisensi (1) Kepribadian (1) Keputusan Pemerintah (1) Kerusuhan 22 Mei (1) Kesaksian Politikus (1) Keseahatan (1) Ketum PSI (1) Kitab Suci (1) Kode Etik (1) Komnas HAM (1) Komunis (1) Konglomerat Pendukung (1) Kopi (1) Kota Bunga (1) Kota Misteri (1) Kota Modern (1) Kota Zek (1) Kredit Macet (1) Kuliah Uamum (1) Kunjungan Jokowi (1) Kurang Etis (1) LPAI (1) Lagu Utk Jokowi (1) Lahan Basah (1) Larangan Berkampanye (1) Larangan Pakaian (1) Lawan Rasa Takut (1) Leadership (1) Legaci Jokowi (1) Lindungi Jokowi (1) Lintas Dinamika (1) Luar Biasa (1) MPG (1) Mabok Agama (1) Mafia Ekonomi (1) Mafia Tanah (1) Mahakarya (1) Mahkamah Agung (1) Manfaat Vaksin (1) Mari Tertawa (1) Masa Kampanye (1) Masalah BUMN (1) Matematika (1) Membunuh Sains (1) Mempengaruhi Musuh (1) Mempengaruhi Orang (1) Mendisplinkan Siswa (1) Mengharukan (1) Menghasut Pemerintah (1) Menghina Lambang Negara (1) Mengulas Fakta (1) Menjaga Indonesia (1) Menjaga Jokowi (1) Menjelang Pemilu (1) Menjlang Pelantikan (1) Menko Polhukam (1) Menteri (1) Menteri Agama (1) Menteri Sosial (1) Menydihkan (1) Mesin Pembantai (1) Minuman Keras (1) Model Tulisan (1) Muhamad Ginting (1) Mumanistik (1) Muslim Prancis (1) Musu RI (1) Musuh Dlm Selimut (1) Obat Tradisional (1) Oligarki (1) Omnibus Law (1) Oramas Terlarang (1) Orang Baik (1) Orang Beragama (1) Orang Bodoh (1) Orang Kaya (1) Ormas Islam (1) Otak Kebalik (1) Overdosis Haram (1) PHK dan Buruh (1) Palestina (1) Panduan (1) Pantau Jakarta (1) Para Makar (1) Parawisata (1) Partai Baru (1) Partai Komunis (1) Pasar Murah (1) Pelarian (1) Pembayaran Utang Negara (1) Pembela Rakyat (1) Pembumian Pancasila (1) Pemerintahan Jayabaya (1) Pemilihan Presiden (1) Pemprov DKI (1) Pencerahan (1) Pencucian Uang (1) Pendukung Lain (1) Penebaran Virus so (1) Pengacau Negara (1) Pengalaman (1) Pengangguran (1) Pengaruh (1) Pengertian Istilah (1) Pengertian Otoritas (1) Penggulingan Rezim (1) Penghianat Bangsa (1) Pengobatan (1) People Power (1) Perang Dunia III (1) Perangi Tetroriis (1) Peraturan (1) Perayaan Natal (1) Percobaan (1) Perguruan Tinggi (1) Peringatan Keras (1) Peristiwa Mei 1998 (1) Pernikahan (1) Pernyataan ISKA (1) Pertamina (1) Pertemuan Politik (1) Pesan Gus Nuril (1) Pesan Habib (1) Peta Politik (1) Pidato Prisiden RI (1) Pil Pahit Srilanka (1) Pilkada 2018 (1) Pilkada Solo (1) Pilpres Curang (1) Pimpinan MPR (1) Politik Agama (1) Politik Catur Jkw (1) Politik Kepentingan (1) Politik LN (1) Politik Uang (1) Politikus (1) Pollitik (1) Profesional (1) Propaganda (1) Propaganda Firehose (1) Psikoanalisa (1) Psikologi Praktis (1) Puisi (1) Pulau Terindah (1) Quick Count (1) RUU Kadrun (1) Raja Bonar (1) Raja Debat (1) Raksasa (1) Rakyat Kecil (1) Realita Politik (1) Rekam Jejak (1) Rekapitulasi DPS (1) Reklamasi Pulau (1) Remix Sunda (1) Rendah Hati (1) Reungan Politik (1) Rhenald Kasali (1) Risma (1) Ruhut P Sitompul (1) Saksi Yehuwa (1) Sangat Canggih (1) Scandal BLBI (1) Seharah Pers (1) Sehat Penting (1) Sejarah Politik (1) Sekilas Info (1) Selamat Imlek (1) Sembuhkan Jiwasraya (1) Seni (1) Seniman Bambu (1) Shanzhai (1) Sidak Harga (1) Sidang MPR (1) Sigmun Freud (1) Silaturahmi (1) Sistem Informasi (1) Skema Kerusuhan (1) Skenario 22 Mei (1) Skenario Demonstrans (1) Skripsi (1) Soekarno (1) Stasiun KA (1) Suku Minang (1) Sumber Inspirasi (1) Super Power (1) Superkarya (1) Syirianisasi (1) System Informasi (1) TKA Siapa Takut (1) Tahun Kampret (1) Taliban (1) Tanda Kehormatan (1) Tanda Zaman (1) Tanggapan Atas Pidato (1) Tanya Jawab (1) Tebang Pilih (1) Teori Kepribadian (1) Terkaya Indonesia (1) Terorisme (1) Terrorisme (1) Tidak Becus Kerja (1) Tindakan Makar (1) Tingkat Kemiskinan (1) Tinjauan Filsafat (1) Tips dan Trik (1) Toleransi Identitas (1) Travelling (1) Tuan Rumah (1) Tukang Kayu (1) UU Cipta Kerja (1) Ucapan Gong Xi Fat Choi (1) Ulama Bogor (1) Ulasan Berita (1) Ulasan Suriah (1) Ustadz Bangsa (1) Via Vallen (1) Virus Covid-15 (1) Wajib Baca (1) Wakil Tuhan (1) Wali Kota (1) Wanita Kartini (1) Wewenang (1) Yusril Blakblakan (1) breaing news (1) karo (1) kontemporer (1) tari (1)